
SEMARANG (Lenteratoday) -Alhamdulillah, akhirnya kami bisa menyelesaikan perjalanan gowes Surabaya-Jakarta menemani cak AMU. Mohon maaf, setelah tulisan catatan perjalanan etape 1 tidak ada tulisan karena baterei HP habis dan charger ketinggalan di rumah pak Imam Prasodjo, di Randu Blatung.
Pak Imam Prasodjo, sangat dikenal diantara pesepeda touring karena kalau ada petouring yang melintas di seputaran beliau tinggal pasti difasilitasi dan dibantu kalau ada masalah.
Teman-teman GeSS Touring, saat bertemu pada event TOY9 sudah berjanji kepada beliau suatu saat akan silaturrahim. Inilah alasan mengapa perjalanan Cepu-Semarang dipilih rute melintasi Randu Blatung dengan kontur jalan sedikit ngeRoll melintasi jalanan yang banyak pohon peneduh.
Dalam perjalanan tersebut tas belakang saya turun sampai tergeser ban dan sobek karena salah mengikatnya.
Waktu itu hari minggu banyak pesepeda gowes dan ketika kami akan bertanya arah mereka malah mendauhuli bertanya: "Mau ke rumah pak Imam, yaa?".
Ternyata hampir semua pesepeda mengeenal beliau. Bahkan setiap melihat rombongan petouring mereka sudah bisa menduga pasti akan ke rumah pak Imam.
Benar saja. Sampai di rumah beliau, disambut minuman, kue-kue dan sarapan sego pecel godong jati. Rasa pecelnya sangat enak.
Rombongan GeSS cukup lama istirahat. Sambil memperbaiki sepeda cakAMU yang bermasalah di gigi belakang wheelsetnya. Harus ada parts yang diganti dan kalau harus mencari toko sepeda akan memakan waktu lama.

Pak Imam menyarankan agar wheelset belakang cakAMU diganti memakai wheelset milik sepeda pak Imam.
CakAMU mengucapkan terima kasih dan berjanji nanti kalau cakAMU sudah sampai rumah wheelset akan dikembalikan.
"Nggak usah, njenengan sedang memperjuangkan hak orang banyak yang sedang terdzalimi, semoga itu nanti jadi saksi saya ikut membantu memperjuangkan keadilan", uap Pak Imam.
Selepas Randu Blatung rute relatif datar dengan tantangan cuaca panas terik. Kami banyak berhenti untuk minum atau sekedar berteduh sejenak.
Saat makan siang di warung soto, seperti kebiasaan setiap makan kami membayar sendiri-sendiri (karena gowes mandiri) minuman selalu tidak dihitung oleh penjual, sehingga kami tanya apakah memang minumannya gratis. Sang penjual mengatakan: "Mboten, tapi njenengan, kan musafir kulo pingin sedekah" (Anda kan musafir, saya ingin bersedejah)
Yang ingin bersedekah kepada para musyafir GeSS, ketika melihat ada pedagang buah kami berhenti dan minta dipilihkan semangka yang segar banyak airnya, sambil makan kami ngobrol dan guyonan dengan penjualnya.
Setelah dirasa cukup istirahat kami tanya berapa harga semangka dan beberapa buah yang kami makan, sang penjual tidak mau dibayar bahkan memberi kami seikat rambutan untuk bekal di jalan, barakALLAH.
Menjelang magrib sesampainya di daerah Gubug kami dicegat mas Cahyo, pesepeda dari Pasar Minggu Jakarta yang sedang mengerjakan proyek di sana.
Mas Cahyo mengetahui kegiatan GeSS dari WAG KSTI (Komunitas Sepeda Touring Indonesia) ketika kami mampir rumah pak Imam di Randu Blatung.

Dari situ Mas Cahyo memastikan, kami pasti akan melewati Purwodadi. Mas Cahyo berkoordinasi dengan mas Iwan dari komunitas Federal Gubug untuk menawarkan tempat menginap di basecamp mas Iwan. Di tempat ini ada kamar yang cukup, termasuk ada musholla.
Karena pertimbangan waktu kami minta maaf tidak bisa menerima tawaran tersebut. Tapi kami minta ditemani menuju masjid. Kami sempat ngobrol sebelum meneruskan perjalanan menuju Semarang.
Persis pukul 20.30 WIB, kami tiba di Simpang Lima. Istirahat untuk makan malam kemudian menginap di rumah keluarga pak Pandu, salah satu peserta touring.
Sepanjang perjalanan Cepu-Semarang kami sangat merasakan banyaknya sambutan masyarakat. Di pingggir jalan banyak anak muda memberikan teriakan: "Ayo semangat, Pak !".
Ketika berjumpa para pengendara sepedamotor juga demikian. Banyak yang memberikan acungan jempol kepada kami.
Perhatian masyarakat tersebut mungkin karena event bersepeda jarak jauh seperti audax dan ultra cycling sekelas bentang Jawa sudah menjadi agenda rutin yang tersosialisasi secara luas di masyarakat atau karena cakAMU saat itu mengenakan Jersey Save Palestine.
Untuk diketahui pada tanggal 2-3 Desember 2023 komunitas sepeda seluruh dunia akan menggelar Ride for Palestine. Wallahu'alam bishawab
Penulis: Muh. Rudiansyah, Wiraswastawan|Editor: Arifin BH