20 April 2025

Get In Touch

Gelar Talkshow Kampung Madani, Pemkot Surabaya-UNAIR Gaungkan Semangat Gotong Royong

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji (kiri) dan Kepala Departemen Ekonomi Syari'ah UNAIR yaitu Prof. Dr. Sri Herianingrum (tengah) saat menjadi narasumber dalam Talkshow Kampung Madani Rabu, (29/11/2023). (Jannatul Firdaus/L
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji (kiri) dan Kepala Departemen Ekonomi Syari'ah UNAIR yaitu Prof. Dr. Sri Herianingrum (tengah) saat menjadi narasumber dalam Talkshow Kampung Madani Rabu, (29/11/2023). (Jannatul Firdaus/L

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Kota Surabaya bersama Universitas Airlangga (UNAIR) menggaungkan semangat gotong royong. Hal itu dilakukan saat Talkshow Kampung Madani pada Rabu (29/11/2023) di Ruang Rapat Amerta, Gedung Rektorat Kampus C UNAIR Surabaya.

"Jika panjenengan warga Surabaya, dan kampung njenengan diajak bergerak oleh Lurah dan Ketua RW, monggo bergabung," ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji.

Diketahui, Pemkot melakukan launching Kampung Madani Selasa pada (28/11/2023) lalu.Kampung Madani merupakan kampung yang salam menyelesaikan permasalahan kemasyarakatan, ekonomi, dan sosial budaya mengedepankan prinsip gotong royong, keswadayaan, dan kemandirian warga. Maka dalam acara ini, Agus mengungkapkan harapannya agar seluruh lapisan masyarakat Surabaya untuk sama-sama peduli dengan lingkungan masing-masing.

Sementara, Kepala Departemen Ekonomi Syari'ah UNAIR yaitu Prof. Dr. Sri Herianingrum yang menjadi narasumber menjelaskan peran UNAIR dalam pembangunan Kampung Madani ini. Atas pertimbangan adanya mata kuliah Ekonomi Pembangunan Islam, Ekonomi Zakat, Infaq, dan Wakaf, serta adanya Lembaga Pengembangan Ekonomi Islam di UNAIR, Pemerintah Kota Surabaya menggandeng UNAIR dalam program ini.

"Jadi setelah diundang oleh Pak Sonhaji ini kita ya langsung oke," ujar wanita yang kerap disapa Prof Ria tersebut.

Ria melanjutkan, ia bersama Mahasiswa yang menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membantu pembangunan Kampung Madani sejak awal, yaitu sosialisasi dan memberikan informasi yang jelas kepada seluruh Lurah, tentang Apa itu yang dimaksud dengan kampung Madani, serta bagian mana saja yang akan dilakukan penekanan pada pembangunan, yang fokusnya pada pembangunan Madani.

"Kemudian kita juga berikan proses langkah yang harus dilakukan oleh seluruh Kelurahan atau RW RW tadi itu, jadi mengidentifikasi masyarakat miskinnya," jelasnya.

Kedua yaitu bagaimana memperlakuan masyarakat miskin yang telah diidentifikasi tadi. Artinya bahwa proses pemberian zakat yang bersifat produktif maupun yang konsumtif tak bisa langsung diberikan, melainkan harus ada proses.

Maka UNAIR kemudian memberikan masukan untuk proses pemetaan, bagaimana melakukan aktivitas pembangunannya, hingga bagaimana perlakuannya.

Dari proses tersebut, ia melihat bahwa dibutuhkan integrasi atau kolaborasi dengan banyak pihak, seperti Lembaga Amil Zakat, Baznas, Kemenag, dan Bank Syariah. Selain itu, ia juga berkolaborasi dengan ITS untuk sistem digitalisasinya.

"Kita yang mengonsep, kita yang memberikan pemetaannya sampai asesmen, tapi dari ITS itu yang membuat sistemnya," jelasnya.

Dari semua yang telah dipetakan, diintegrasikan, kemudian dilakukan pembangunan itu, akhirnya dapat lebih intens lagi dalam mengklasifikasikan apa saja permasalahan di masyarakat. Ternyata yang ditemukan bukan hanya masalah kemiskinan saja, tapi juga masalah pendidikan dan stunting.

"Sehingga itu semua kita lakukan proses perlakuannya, pembangunannya. Nah setelah ini nanti akan lebih diintensitaskan, sehingga pada proses asesmennya ini targetnya dari Pemkot ini masuk semuanya di kuadran yang keempat," ungkapnya.

Untuk diketahui, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi baru saja melaunching Kampung Madani dan Kampung Pancasila Kota Surabaya Selasa (28/11) kemarin. Dalam agenda tersebut, 15 RW di Surabaya dinobatkan sebagai Kampung Madani, dan 2 RW dinobatkan sebagai Kampung Pancasila.

Ada empat Kuadran dalam pembentukan Kampung Madani. Kuadran pertama adalah RW yang mampu menggerakkan gotong royong potensi warganya untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi warganya, baik stunting, gizi buruk, anak putus sekolah, pengangguran, serta masalah sosial lainnya.

Kuadran kedua adalah RW yang mampu menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi tersebut, sehingga semua permasalahan di RW tersebut menjadi Zero.

Kuadran 3 adalah RW yang semua permasalahan sosial ekonominya selesai, hingga RW tersebut mampu membantu RW yang lainnya di wilayah Kelurahan tersebut.

Sedangkan kuadran 4 adalah RW yang mampu menyelesaikan permasalahan di RW nya sendiri, di kelurahannya, bahkan mampu membantu warga di Kelurahan lainnya. Dan RW pada kuadran inilah yang dinobatkan sebagai Kampung Pancasila.

Reporter : Jannatul Firdaus|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.