20 April 2025

Get In Touch

Evakuasi Pesawat TNI AU Super Tucano Terus Dilakukan, FDR Jadi Fokus Utama Pencarian

Kadispen TNI AU, Marsma Agung Sasongkojati. (Santi/Lenteratoday)
Kadispen TNI AU, Marsma Agung Sasongkojati. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) -Tim Investigasi TNI Angkatan Udara (AU) terus bergerak dalam pencarian dua pesawat pesawat TNI AU Super Tucano dari Skuadron Udara 21 yang jatuh di Watugede, Pasuruan, pada Kamis (16/11/2023) siang kemarin.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsekal Pertama (Marsma) Agung Sasongkojati mengatakan, tim investigasi saat ini telah sampai di lokasi kejadian. Tim mengumpulkan data serta barang bukti terkait kecelakaan udara ini. Menurutnya, tim investigasi akan memfokuskan pencarian pada flight data recorder (FDR) dari dua pesawat tersebut.

"Keberadaan FDR kami belum dapat informasi. Karena lokasi evakuasinya juga tidak ada sinyal telepon di sana, sehingga saya masih belum dapat laporan dari tim di sana. Tapi dari foto yang dikirim tadi pagi, tim sudah sampai di lokasi yang diduga. Mestinya kalau pesawatnya masih utuh, FDR itu mestinya masih ada. Namun saya belum bisa mengklarifikasi apakah sudah diambil atau belum," ujar Agung, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (17/11/2023).

Menurut Agung, penemuan FDR diharapkan mampu memberikan bukti-bukti terkait rekaman suara, gambar kamera, posisi, dan informasi penting lainnya, sebelum pesawat mengalami kecelakaan. Oleh karena itu, pihaknya menekankan bahwa hal tersebut menjadi prioritas dalam pencarian ini.

Menurutnya, proses evakuasi bangkai pesawat diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama karena medan yang tidak mudah. Marsma Agung menjelaskan, kemungkinan pihaknya harus memotong bangkai pesawat dan mengangkutnya dengan helikopter untuk memindahkan bangkai ke hanggar yang telah ditentukan.

Dalam konteks tersebut, Agung menyatakan bahwa pihaknya tidak mungkin meninggalkan bangkai pesawat begitu saja. Sebab dua pesawat tersebut menurutnya merupakan bukti yang penting untuk proses penyelidikan.

"Pesawat tempur itu juga memiliki beberapa peralatan yang menggunakan bahan peledak. Bukan peledak untuk senjata, namun peledak untuk keperluan seperti Jet Kanopi, untuk memaksa roda mendarat keluar kalau dia terhalang. Nah itu menggunakan bahan peledak yang sangat berbahaya. Jadi jangan sampai itu jatuh ke tangan orang yang tidak mengerti, maka kita harus mengamankan masyarakat dari pesawat ini juga," tegasnya.

Agung menegaskan bahwa pesawat Super Tucano yang jatuh dalam kecelakaan ini, berada dalam kondisi siap terbang dan tidak terdapat kendala teknis sebelum kejadian tersebut.

Di samping fokus pada investigasi, menurutnya TNI AU juga berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan bantuan kepada keluarga korban yang terpukul atas kejadian tersebut.

Sebagai informasi, dari perististiwa jatuhnya dua pesawat tempur tersebut telah merenggut empat nyawa perwira TNI AU. Adapun para korban yakni Marsma TNI Anumerta Subhan, Marsma TNI Anumerta Widiono, Kolonel Penerbang (Pnb) Anumerta Sandra Gunawan, dan Letnan Kolonel Pnb Anumerta Yuda Seta. Pada Jumat (17/11/2023) pagi tadi, ke empat korban tersebut telah dimakamkan di TMP Untung Suropati Malang dan TMP Madiun.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.