20 April 2025

Get In Touch

Siaga Dampak Musim Hujan, BPBD Kota Batu Perkuat Pemetaan Daerah Rawan hingga SDM

Kondisi di salah satu wilayah Kota Batu usai diterjang bencana banjir bandang di tahun 2022 lalu. (Dok. Istimewa)
Kondisi di salah satu wilayah Kota Batu usai diterjang bencana banjir bandang di tahun 2022 lalu. (Dok. Istimewa)

BATU (Lenteratoday) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi dampak musim hujan. Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho, mengungkapkan langkah mitigasi bencana sebenarnya telah dirancang sejak awal tahun 2023 lalu.

Gatot menjelaskan, upaya mitigasi bencana terus diintensifkan, termasuk pemetaan daerah rawan, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap wilayah Kota Batu, dan peningkatan mitigasi struktural melalui pemasangan rambu-rambu kebencanaan.

"Jadi kegiatan proses mitigasi itu sejak awal tahun sudah kita lakukan bersama SKPD, organisasi masyarakat, terus juga masyarakat umum yang ada di daerah rawan bencana, serta forum-forum bencana yang ada di desa dan keluraha Kota Batu. Dalam mitigasi itu kami melaksanakan kegiatan pelatihan, sosialisasi, simulasi bersama sekolah-sekolah," ujar Gatot, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (13/11/2023).

Gatot menegaskan, daerah-daerah rawan bencana juga telah terpetakan untuk dapat menjadi fokus Pemkot Batu. Terutama pada ancaman hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir (genangan dan bandang), serta potensi angin kencang atau cuaca ekstrem.

Menurutnya, daerah-daerah seperti Kecamatan Bumiaji, termasuk Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumbergondo, Gunungsari, Punten, dan Bulukerto, telah dipetakan secara cermat.

"Kemudian kalau banjir genangan yang biasanya menggenang, itu rata-rata di daerah perkotaan memang. Karena daerahnya paling bawah. Ada juga sebagian di wilayah Junrejo. Jadi sifatnya mitigasi itu kan ada dua, mitigasi struktural dan non struktural. Dan semuanya itu kami lakukan," sambung Gatot.

Dalam konteks ini, Gatot menyampaikan bahwa pelatihan kapasitas SDM, khususnya bagi masyarakat di daerah-daerah rawan tersebut penting untuk dilakukan. Menurutnya, peningkatan kapasitas SDM akan sangat berpengaruh dalam proses mitigasi bencana, terlebih saat menghadapi potensi ancaman bencana hedrometeorologi ke depannya.

"Setidakmya masyarakat di sana (daerah rawan) sudah kami informasikan baik melalui medsos maupun tatap muka, untuk lebih siap menghadapi potensi bencana yang ada di daerahnya masing-masing. Kami juga sudah memasang rambu-rambu evakuasi, rambu titik kumpul baik itu di sekolah dan di daerah-daerah rawan. Begitu juga dengan peralatan yang ada di kebencanaan," urainya.

Lebih lanjut, Gatot juga menyebutkan bahwa BPBD Kota Batu telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 800-900 juta. Untuk meningkatkan peralatan penanggulangan bencana, termasuk pengadaan logistik, jack hammer, tenda, dan kendaraan operasional berupa truk double kabin dengan alat pengangkut.

Ia menegaskan, langkah ini diambil untuk memastikan kesiapan BPBD dalam menghadapi potensi bencana dengan peralatan yang memadai. "Jadi alokasi anggarannya itu mencar-mencar, ada yang di bidang kedaruratan dan logistik, ada yang di bidang saya (pencegahan dan kesiapsiagaan), maupun di bidang lainnya. Supaya nanti kalau ada penanganan, selain ada personel juga ada peralatan yang kami bawa, jadi bisa sekalian, gak bawa satu-satu," tukasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.