Pj Wali Kota Malang Segera Distribusi Jaringan Air Bersih untuk Warga Terdampak TPA Supit Urang

MALANG (Lenteratoday) - Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memastikan bahwa distribusi jaringan air bersih kepada warga yang terdampak oleh TPA Supit Urang akan segera terealisasi.
Sebelumnya, Pemkot Malang telah melangsungkan audiensi pada 21 Oktober 2023 lalu, bersama perwakilan warga Desa Jedong Kabupaten Malang, yang terdampak keberadaan TPA Supit Urang. Dalam hasil audiensi ini, menyebutkan bahwa pipanisasi PDAM diusulkan untuk menyediakan akses air bersih kepada masyarakat setempat.
"Iya, jadi kalau yang pipanisasi malah PDAM Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang, itu sudah survei. Sudah ada laporan ke saya. Jadi ini tinggal laporannya dari Perumda Tugu Tirta Kota Malang saja, ini saya minta untuk laporannya dalam minggu ini," ujar Wahyu, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (4/11/2023).
Pria yang juga menjabat sebagai Sekda definitif Kabupaten Malang ini, menjelaskan bahwa pendistribusian jaringan air bersih akan dilakukan oleh Perumda Tugu Tirta Kota Malang. Pasalnya, jarak yang cukup jauh menyebabkan jaringan pipanisasi PDAM Tirta Kanjuruhan tidak mampu menjangkau sambungan rumah (SR) warga Desa Jedong.
"Nah nanti saya akan meminta Tugu Tirta (untuk mengatasi). Kemarin saya komunikasi katanya siap, apabila ada izin dari PDAM Tirta Kanjuruhan, nanti dia (Perumda Tugu Tirta) akan membuat jaringan sampai dengan ke rumah masyarakat," kata Wahyu.
"Kalau sumur artesis, oke 5 tahun gak masalah, tapi nanti setelah 10 tahun, kan bisa kemungkinannya terkontaminasi lagi. Jadi untuk lingkungan pedesaan, kita menghindari untuk penggunaan sumber karena takut tercemar, kita menggunakan jaringan air bersih saja," sambung Wahyu, merespons permintaan warga untuk pembangunan sumur artesis.
Untuk diketahui, salah satu perwakilan warga, Joko Mulyono, sempat menyatakan kekhawatirannya terkait kemungkinan mahalnya biaya penggunaan pipanisasi dari PDAM. Namum merespons hal ini, Pj Wali Kota Wahyu, memastikan bahwa telah ada solusi yang dipertimbangkan.
Menurutnya, dengan jumlah SR yang terbatas, yakni hanya 90 SR, pihaknya akan menyusun skenario khusus untuk memastikan bahwa pembayaran tidak akan menjadi beban bagi warga.
"Oh nggak (mahal), sudah kita siasati. Dengan HIPAM pun, mereka kan juga bayar. Nah nanti kita akan siapkan dengan skenario tersendiri supaya gak memberatkan warga. Jadi pemasangan jaringannya tinggal nunggu Tugu Tirta saja," tandasnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi