20 April 2025

Get In Touch

Pemkot Malang Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Program Imunisasi di Posyandu

Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Wiwik Sukesi, saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Program Imunisasi Pencanangan Imunisasi Rotavirus, Jumat (20/10/2023). (Santi/Lenteratoday)
Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Wiwik Sukesi, saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Program Imunisasi Pencanangan Imunisasi Rotavirus, Jumat (20/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus memperkuat upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi di posyandu. Langkah ini diperkuat dengan meluncurkan kegiatan pencanangan imunisasi rotavirus dan peningkatan program imunisasi rutin lengkap.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut kepada masyarakat. Tentang pentingnya imunisasi lanjutan, terutama bagi anak usia 11 hingga 23 bulan.

"Selama ini yang agak sulit itu kan imunisasi lanjutan pada anak usia 11 sampai 23 bulan, itu yang agak sulit. Karena (orang tua berpikir) sudah melewati imunisasi dasar lengkap, jadi sudah dianggap selesai imunisasinya. Padahal ada imunisasi lanjutan, nah ini yang dikuatkan nantinya," ujar Husnul, ditemui usai membuka kegiatan tersebut, Jumat (20/10/2023).

Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan pengenalan vaksin-vaksin baru, termasuk rotavirus untuk mengurangi risiko diare pada bayi dan vaksin HPV untuk melindungi perempuan dari kanker serviks. Menurut Husnul, vaksin HPV telah diluncurkan seiring dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang berlangsung dari Oktober hingga November.

"Kebetulan kalau vaksin HPV, sasarannya siswa perempuan kelas 5 dan kelas 6," seru Husnul.

Sedangkan untuk vaksin imunisasi rotavirus, akan diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan dan diberikan sebanyak dua kali dengan jarak satu bulan. Menurutnya, penting untuk dicatat bahwa vaksin rotavirus disediakan gratis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan memiliki bentuk vaksin tetes, yang tidak menyebabkan efek samping yang signifikan.

"Beda dengan vaksin injeksi, memang ada beberapa kejadian efek samping seperti demam, karena ya mungkin injeksinya gak pas, atau ada faktor lain. Nah karena ini tetes, insyaallah gak ada efek samping," paparnya.

Diakhir, Husnul menyebut bahwa sebenarnya, program imunisasi rotavirus telah berjalan hingga saat ini, sehingga peluncuran kegiatan pencanangan ini, dikatakannya bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya imunisasi lanjutan. Dan menggalakkan partisipasi lebih besar, dengan target mencapai sekitar 11 ribu anak.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengakui bahwa masih ada persepsi yang keliru di masyarakatc yang menyatakan bahwa imunisasi dapat berdampak negatif pada anak. Dalam menanggapi hal ini, pihaknya akan berencana untuk memberikan edukasi intensif, terutama kepada para orang tua.

"Kalau kita hanya memberikan penjelasan, bercerita, tapi tidak diimbangi dengan pembeberan fakta, itu kadangkala masyarakat tidak percaya. Makanya itu nanti kita akan mengedukasi bahwa faktanya anak yang sudah diimunisasi itu hasilnya seperti apa, tumbub kembangnya bagaimana, kemudian yang tidak diimunisasi juga seperti apa," tegas Wahyu, ditemui usai memberikan arahan pada kegiatan tersebut.

Tak hanya itu, Wahyu juga menekankan bahwa pihaknya berencana untuk menggandeng tokoh masyarakat dan tokoh agama, untuk memberikan pandangan positif terhadap imunisasi. Dengan kolaborasi ini, pihaknya berharap dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi dan menjaga kesehatan anak-anak dengan lebih baik.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.