20 April 2025

Get In Touch

Komunikasi Politik ala NU Cawapres Mahfud MD di Jawa Timur Disorot

Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah, Rabu (18/10/2023). (Santi/Lenteratoday)
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah, Rabu (18/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Setelah diumumkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Ganjar Pranowo, Mahfud MD menjadi fokus perhatian termasuk di Jawa Timur.

Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yunan Syaifullah, menggambarkan potensi pengaruh Mahfud MD dalam kompetisi politik. Khususnya jika dilihat dari sorotan komunikasi politik ala Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Yunan, di kalangan masyarakat NU, terdapat dua model komunikasi politik yang dikenal. Yaitu "kuat di kepala, atau lemah di kaki" dan "lemah di kepala, kuat di kaki." Dua komunikasi ini mengacu pada kemampuan seseorang, dalam membangun hubungan dengan pemimpin agama (kiai) yang diartikan sebagai kepala, dan kelompok santri atau pesantren, yang diartikan sebagai kaki.

"Jadi ada beberapa politisi yang berafiliasi NU, kuat dan dekat dengan Kiai, namun lemah dengan santri dan pesantren. Ada juga yang kuat di aspek santri dan pesantren namun di aspek (dekat) kiainya lemah. Sekarang kita bisa ukur, politik itu kuat di santri atau di kiai," ujar Yunan, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (18/10/2023).

Namun, Yunan juga mencatat perbedaan dalam lembaga organisasi keagamaan, Muhammadiyah. Menurutnya di Muhammadiyah, dukungan kiai tidak selalu menghasilkan dukungan yang sama kuat dari para santri.

Dalam penilaiannya pribadi, ia mengatakan bahwa Mahfud MD memiliki keunggulan dalam aspek "kepala," tetapi masih memiliki kelemahan dalam aspek "kaki," yakni hubungan emosional dengan kelompok santri dan pesantren.

"Bila diterima di NU, di Jatim, dia karena hubungan emosional demografisnya, karena Maduranta. Tapi belum tentu kakinya dia punya hubungan emosional," ungkap Yunan.

Di akhir, Yunan juga membandingkan Mahfud MD dengan cawapres Anies Baswedan, Cak Imin. Menurutnya, meskipun bukan kelahiran Jawa Timur, namun Muhaimin Iskandar dinilainya memiliki kekuatan yang besar dalam hal "kaki" (santri dan pesantren). Meskipun kurang dalam hal "kepala" (hubungan dengan kiai).

Reporter: Santi Wahyu/ Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.