20 April 2025

Get In Touch

Mahasiswa ITN Malang Manfaatkan Bambu dan Limbah Kubis Jadi Pengganti Arang

Salah satu lulusan terbaik ITN Malang, Mahasiswa S1 Teknik Kimia, Soofiyah Dhiya Ulhaq, saat menjelaskan hasil penelitiannya terkait pemanfaatan Bambu dan Limbah Kubis untuk pengganti bahan bakar arang, Kamis (12/10/2023). (Santi/Lenteratoday)
Salah satu lulusan terbaik ITN Malang, Mahasiswa S1 Teknik Kimia, Soofiyah Dhiya Ulhaq, saat menjelaskan hasil penelitiannya terkait pemanfaatan Bambu dan Limbah Kubis untuk pengganti bahan bakar arang, Kamis (12/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Mahasiswa S1 Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Soofiyah Dhiya Ulhaq, berhasil menciptakan produk inovatif pengganti bahan bakar arang. Produk inovasinya tersebut memanfaatkan batang bambu dan limbah kubis menjadi biobriket, bahan bakar alternatif pengganti arang yang ramah lingkungan.

Salah satu peraih predikat lulusan terbaik dengan IPK sebesar 3,83 ini, mengungkapkan bahwa inovasinya tersebut dihasilkan dari proses penelitian berjudul "Pengaruh Variasi Kuat Tekan Alat Press dan Variasi Komposisi Batang Bambu dengan Limbah Sayuran Kubis Terhadap Kualitas Biobriket".

"Penelitian ini dilatarbelakangi karena energi fosil di dunia yang semakin berkurang setiap tahunnya. Sedangkan kebutuhan akan energi terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan sektor industri. Maka pembaruan harus dilakukan sebagai antisipasi untuk menghasilkan energi alternatif pengganti bahan bakar fosil," ujar Sofi, dalam konferensi pers bersama awak media, Kamis (12/10/2023).

Sofi menyebutkan, penelitiannya ini juga memperhatikan masalah limbah sayuran di pasar-pasar Kota Batu, terutama sayur kubis. Menurutnya, kubis dipilih karena merupakan limbah sayuran yang paling umum ditemukan di pasar Kota Batu dan sulit untuk diolah kembali. Namun, dalam penelitian ini, hanya daun kubis yang digunakan karena memiliki kandungan air yang rendah, sehingga memudahkan proses karbonisasi.

"Jadi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas biobriket yang terbaik. Ditinjau dari pengaruh kuat tekan dan variasi komposisi bambu dengan kubis. Kalau metodenya, saya menggunakan metode karbonisasi dalam pembuatan biobriket ini," terangnya.

Lebih lanjut, mahasiswa asal Kabupaten Malang ini, juga mengungkapkan alasan mengapa bambu dipilih sebagai bahan baku. Menurutnya, bambu justru memiliki kandungan selulosa dan lignin yang tinggi. Maka dalam pembuatan biobriket ini, sambungnya, komposisi yang digunakan yakni sekitar 60 persen batang bambu dan 40 persen kubis.

"Karena kandungan selulosa bambu itu memiliki nilai komposisi terbesar yang berkontribusi pada laju pembakaran yang baik," serunya.

Di akhir, untuk memastikan biobriket tidak menjadi arang saat proses pembuatannya. Sofi menuturkan bahwa bahan-bahan yang telah dihaluskan, harus ditambahkan tepung tapioka setelah proses karbonisasi sebelum dicetak. Dimana penggunaan tepung tapioka merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kinerja biobriket, serta mencegahnya menjadi abu yang mudah hancur selama proses pembakaran.

"Setelah dicetak, biobriket ini bisa langsung digunakan meskipun tidak dikeringkan dulu. Kalau proses pengeringan bisa pakai sinar matahari, tapi lebih cepat kalau pakai oven," tukasnya.

Sementara itu, dalam Wisuda ITN Malang ke-70 Periode II mendatang, selain Sofi, kampus ini juga berhasil wisudawan terbaik lainnya. Diantaranya yakni, Achmad Akbar Marhananda, mahasiswa Teknik Elektro dengan IPK 3.85, Agung Setya Wahyudi dari Arsitektur dengan IPK 3.84, Diffa Adria Rahma Chiesa dari Teknik Informatika dengan IPK 3.83, Kevie Desderius dari prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dengan IPK 3.78, dan Izza Nur Afida dari Teknik Mesin dengan IPK 3.48.

Sebagai informasi, Wisuda ITN Malang ke-70 Periode II Tahun 2023 akan diadakan pada Sabtu (14/10/2023) mendatang. Sebanyak 739 wisudawan akan menerima gelar, terdiri dari 18 wisudawan Pasca Sarjana, 401 wisudawan S1 dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), serta 320 mahasiswa S1 dan D3 dari Fakultas Teknologi Industri (FTI). (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.