20 April 2025

Get In Touch

Bicara dengan Hamas, Erdogan Minta Pembebasan Sandera

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

JAKARTA (Lenteratoday)- Hamas telah menyandera puluhan orang dan tentara Israel di wilayah Gaza. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Hamas soal pembebasan para sandera.

"Mereka sedang bernegosiasi untuk menjamin pembebasan para sandera," kata sumber itu, membenarkan laporan saluran TV swasta Haberturk, dilansir AFP, Kamis (12/10/2023).

Terbaru, militan Hamas Palestina mengeluarkan pernyataan telah membebaskan 3 warga Israel yang sempat mereka sandera dalam penyerangan beberapa waktu lalu.

Dilansir Al arabiyah News, dalam keterangan resmi Hamas, ketiga sandera itu yakni seorang ibu dan 2 anaknya. Mereka dibebaskan di Jalur Gaza. “Seorang pemukim Israel dan dua anaknya dibebaskan setelah mereka ditahan selama bentrokan,” kata Brigade Ezzedine al-Qassem, sayap bersenjata Hamas.

Presiden Turki diketahui menawarkan diri menjadi penengah untuk memulihkan perdamaian. Erdogan telah meningkatkan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Timur Tengah.

Rabu (11/10/2023) malam ia berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune, kantor berita negara Anadolu melaporkan.

Laporan tersebut mengutip Erdogan yang mengatakan bahwa atas nama Turki, "kami siap melakukan segala daya kami", termasuk mediasi dan "arbitrase yang adil" untuk mengakhiri konflik dengan cepat.

Sebelumnya, Erdogan mengkritik Israel yang disebutnya tidak berperilaku "seperti sebuah negara" terkait konflik di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan Erdogan pada hari Rabu (11/10), ketika Israel terus menggempur wilayah Gaza setelah serangan Hamas akhir pekan lalu.

"Israel tidak boleh lupa bahwa jika mereka bertindak lebih seperti sebuah organisasi daripada sebuah negara, maka mereka akan berakhir dengan diperlakukan seperti itu," kata Erdogan, mengecam apa yang disebutnya "metode memalukan" yang dilakukan pasukan Israel di Jalur Gaza yang berpenduduk padat.

"Membombardir tempat-tempat sipil, membunuh warga sipil, memblokir bantuan kemanusiaan dan mencoba menampilkannya sebagai prestasi adalah tindakan sebuah organisasi dan bukan sebuah negara," cetus Erdogan, dikutip kantor berita AFP, Rabu (11/10/2023).

Sumber: afp,Al arabiyah News/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.