
Madiun - Masa pandemi benar-benar menghantam segala lini. Tak terkecuali sektor kesehatan juga terkena getahnya. Misalnya di RSUD Sogaten Kota Madiun yang mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen.
Direktur RSUD Sogaten, Agus Nurwahyudi mengatakan, meski pendapat terus menurun namun biaya pengeluaran tetap. Bahkan kata dia, ada indikasi peningkatan biaya pengeluaran untuk Alat Pelindung Diri (APD).
"Dulu sebelum ada Covid-19, angka operasi setiap bulan di RSUD kurang lebih 500 kali, namun setelah masa covid, turun menjadi 180 kali hal ini berpengaruh di pendapatan RSUD," Tutur Agus saat di acara FGD (Focus Group Discussion) terkait Anggaran Realokasi Penanganan COVID-19 th. 2020 di RSUD Sogaten Kota Madiun, Selasa (9/6/2020).
Selain itu, adanya wabah corona juga membuat semakin banyaknya alat APD yang harus dicuci. Sedangkan, saat ini RSUD Sogaten hanya memiliki empat mesin cuci saja. Ia menambahkan, apabila ada salah satu dari mesin cuci itu rusak, hal itu dapat mengganggu kegiatan operasional rumah sakit.
"Angka mencuci APD sangat tinggi, sedangkan RSUD hanya memiliki empat mesin cuci, tiga aktif, satu sempat rusak dan diservice namun sekarang tenaganya tidak sekuat seperti sebelumnya," katanya.
Menanggapi adanya berbagai keluhan tersebut, Walikota Madiun, Maidi berpesan agar tetap bersyukur setiap menghadapi segala cobaan di masa pandemi ini. Terlebih menurunnya angka pasien bisa berarti masyarakat sudah sadar dan peduli kesehatan.
"Ada hikmah dibalik ini semua. Dan bagus tidak banyak orang yang sakit," tutur Walikota Maidi.
Mantan sekda kota itu menandaskan jika saat seperti ini merupakan momen yang bagus untuk bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit lain. Kendati demikian dirinya memberikan motivasi kepada semua petugas RSUD agar tetap bersemangat di tengah situasi seperti ini dan memiliki kekompakkan serta kerjasama yang baik.
"Akan teruji, siapa yang bagus akan bertahan, yang jelek akan menyingkir," tegas Maidi. (Sur)