
MADIUN (Lenteratoday) - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun meluncurkan kegiatan 'Gerobak Tani' yaitu Gerakan Ronda Bersama Atasi Kesulitan Petani. Program ini untuk memberikan sosialisasi, edukasi dan menggerakkan masyarakat petani dalam rangka meningkatkan produksi padi.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Sumanto, pada tahun 2022 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi penurunan produksi padi di Kabupaten Madiun. Sepanjang Januari hingga Desember 2022 produksi hanya mencapai 401,57 ribu ton. Artinya, panen mengalami penurunan sebanyak 60,22 ribu ton (13,04%) dibandingkan 2021 yang sebesar 461,80 ribu ton.
“Kalau kita konversikan dengan provitas per hektar 5,1 hingga 5,3 berdasarkan data dari BPS hampir 12.000 hektar petani kita gagal panen di tahun 2022,” ungkap Sumanto Jumat (15/9/2023).
Inovasi Gerobak Tani, masih kata Sumanto diharapkan dapat mengurai permasalahan-permasalahan seperti pengunaan pupuk yang tidak seimbang hingga panen tidak serentak yang dapat berdampak pada produktivitas hasil panen.
Gerobak Tani akan menyasar para petani dari desa ke desa dengan memberikan penyuluhan pertanian. Sosialisasi yang diberikan terkait perkembangan terkini pengendalian organisme pengganggu tumbuhan dan budidaya tanaman. Selain itu juga penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang bijak serta proposional untuk mewujudkan budidaya padi yang ramah lingkungan dan sehat.

“Dengan program Gerobak Tani yaitu tanam serentak, pengunaan varitas unggul, pengunaan pupuk berimbang dan pengamatan rutin, diharapkan dapat menaikan produksi padi ,” jelas Sumanto.
Dengan 4 program tersebut, Sumanto berharap dapat meningkatnya produksi padi agar ketahanan pangan tetap terjaga. Inovasi Gerobak Tani ini diharapkan dapat rampung di 15 Kecamatan dalam 2 tahun ke depan.(adv)
Reporter: wiwiet eko prasetyo/Editor: widyawati