Warga Tumplek Blek Tonton Perobekan Bendera, Wali Kota: Perjuangan Tertanam di Jiwa Arek Suroboyo

SURABAYA (Lenteratoday) -Ribuan warga tumplek blek di Jl. Tunjungan, Minggu (17/9/2023) sore. Mereka antusias melihat Teatrikal Perobekan Bendera Merah-Putih-Biru yang kembali digelar di Hotel Majapahit. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berperan sebagai Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
"Semakin banyak antusias penonton menunjukkan jiwa perjuangan di Surabaya semakin tertanam dalam jiwa arek-arek Suroboyo," ungkap Wali Kota Eri usai acara.
Eri mengungkapkan, yang perlu diperhatikan dalam teatrikal ini adalah filosofinya, yaitu bagaimana warga Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dengan gagah berani merobek warna biru dari bendera Belanda, sehingga menjadi merah putih. Maka ketika hari ini Indonesia telah merdeka, warga harus berani merobek kebodohan, kemiskinan, dan juga stunting.

Eri mengungkapkan, teatrikal hari ini berbeda dengan tahun lalu, dan akan selalu berbeda setiap tahunnya. Hal tersebut, menurut Eri, semakin menunjukkan bahwa teatrikal terkait dengan perjuangan rakyat Surabaya berupa perobekan bendera yang juga merupakan rangkaian dari Hari Pahlawan ini semakin dicintai oleh banyak orang.
Adrian Maulana, salah satu penonton yang juga anggota Panser atau Paskibra SMKN 12 Surabaya mengungkapkan, momentum perobekan bendera Belanda ini cukup membuatnya merinding. Sebagai anak Paskibra, acara ini dapat meningkatkan rasa nasionalisme bagi mereka.
"Apalagi sebagai anak Paskibra yang notabene bertugas sebagai petugas upacara, mengibarkan bendera merah putih, itu membuat timbul rasa yang berbeda," ungkap Adrian.
Bukan hanya untuk meningkatkan rasa nasionalisme, mereka hadiri acara ini juga sebagai misi mencari referensi tambahan untuk gerak tampilan variasi-formasi, yang akan digunakan pada Lomba Keterampilan Baris Berbaris (LKBB) yang akan datang.

"Di variasi-formasi kita itu ada adegan perobekan bendera, nah kita kesini supaya lebih mematangkan lagi variasi-formasi kita. Mungkin bisa lebih menjiwai, terus lebih banyak belajar lah, dari adegan ini," jelasnya.
Maka dengan adanya teatrikal ini yang kemudian menjadi referensi variasi-formasi, menurut Adrian, dapat memperkenalkan momen iconic dari Surabaya ke kota di mana mereka berlomba. Terlebih mereka akan mengikuti LKBB di luar kota Surabaya bahkan luar provinsi Jawa Timur.
"Biar bisa menunjukkan bahwa di Surabaya itu ada momen seperti ini," tutupnya.
Reporter: Jannatul Firdaus|Editor: Arifin BH