
MALANG (Lenteratoday) -Sampah menumpuk sepanjang 20 meter aliran sungai di wilayah Kelurahan Bunulrejo. Warga setempat bersiap untuk melakukan kerja bakti pada Minggu (10/9/2023) pagi besok.
Penduduk di perbatasan RW 12 dan RW 14 tersebut akan melaksanakan kegiatan mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan instansi terkait lainnya.
"Berdasarkan koordinasi kita kemarin, kami dibantu oleh DLH dan unsur lainnya akan mengangkat sampah di kali (sungai) itu," ujar Ketua RW 12 Kelurahan Bunulrejo, Angga Suwignyo, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (9/9/2023).
Sebelumnya, beredar di media sosial instagram, sebuah unggahan video menunjukkan sungai yang menjadi tempat penumpukan sampah selama kurang lebih seminggu. Sampahtersebut meliputi sampah limbah rumah tangga, limbah kandang, bahkan bangkai hewan.
Angga mengaku bahwa dampak adanya penumpukan sampah tersebut, yakni menimbulkan bau yang sangat tidak sedap dan mengganggu warga sekitar. Angga juga mencatat bahwa kali ini, jumlah sampah jauh lebih banyak dibandingkan dengan kejadian di tahun sebelumnya.
"Sebelumnya ya pernah, tapi baru kali ini sampai padat begitu. Tapi sebenarnya sampah itu juga banyak dari atas sana, nah kebetulan tersumbatnya di bawah jembatan situ, jadi menumpuknya di RW kami. Biasanya pun kalau ada sampah, pas hujan lancar lagi dan sudah tidak ada sampah. Cuma sekarang kan masih kemarau," jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaya, mengaku telah berkoordinasi dengan warga dan instansi terkait untuk melaksanakan kerja bakti pada Minggu besok. Rahman menyebut, DLH Kota Malang akan menyediakan beberapa unit armada, termasuk 1 unit armada kompaktor dengan kapasitas hingga 5 ton.
Rahman juga menyebut bahwa sampai saat ini, pihaknya masih melakukan proses identifikasi penyebab utama penumpukan sampah di aliran sungai tersebut.
"Yang jelas, ini habit atau perilaku masyarakat kita yang hingga saat ini memang masih ada saja yang membuang sampah itu di aliran sungai. Kami tentu mengimbau agar masyarakat tidak lagi melakukan hal ini karena akan mengganggu selain ekosistem lingkungan juga mengganggu masyarakat," jelas Rahman, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular.
Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH