20 April 2025

Get In Touch

Swedia Chaos, Buntut Salwan Momika Bakar Al Quran

Seseorang berlari melewati mobil yang terbakar dan spanduk bertuliskan,
Seseorang berlari melewati mobil yang terbakar dan spanduk bertuliskan, "Tidak untuk pembakaran Alquran. Jangan menyalahgunakan kebebasan berekspresi" yang dipasang di bundaran, di Ramel väg, di Malmo, Swedia, Senin dini hari, 4 September 2023. (AP )

MALMO (Lenteratoday)-Bentrokan meletus di lingkungan imigran di Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia. Menurut polisi pada Senin (4/9/2023), bentrokan terjadi setelah Salwan Momika, pengunjuk rasa anti-Muslim, membakar Al Quran pada hari Minggu (3/9/2023).

Mengutip Associated Press, Selasa (5/9/2023) polisi di Malmo mengatakan mereka dilempari batu dan puluhan mobil dibakar, termasuk yang diparkir di bawah tanah. Polisi mengatakan, insiden ini dimulai hari Minggu dan berlanjut pada Senin dini hari. Polisi menyebut peristiwa itu sebagai "kerusuhan yang disertai kekerasan".

Bentrokan dimulai setelah seorang aktivis anti-Islam, Salwan Momika, membakar Al Quran pada hari Minggu dan massa yang marah mencoba menghentikannya. Saat itu, menurut polisi, setidaknya tiga orang ditahan.

Pada Senin dini hari, sekelompok orang yang sebagian besar terdiri dari anak muda membakar ban dan puing-puing. Beberapa melemparkan skuter listrik, sepeda, dan penghalang di lingkungan Rosengard di Malmo. Kawasan ini pernah mengalami bentrokan serupa beberapa waktu silam. Terdapat juga beberapa spanduk mengecam pembakaran Al Quran.

“Saya memahami bahwa pertemuan publik seperti ini membangkitkan emosi yang kuat, tapi kami tidak dapat mentoleransi gangguan dan ekspresi kekerasan seperti yang kami lihat pada Minggu sore,” kata perwira polisi senior Petra Stenkula.“Sangat disayangkan sekali lagi melihat kekerasan dan vandalisme di Rosengard,” lanjutnya.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga membuat pernyataan dalam jumpa pers.“Apa pun alasan di balik kerusuhan ini, kebakaran mobil, pelecehan, kekerasan terhadap petugas polisi,… apa pun alasannya, saya pikir semua orang Swedia menganggap hal ini tidak dapat diterima,” katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Momika, pengungsi dari Irak yang sedang berusaha mencari perpanjangan status sebagai pengungsi bahkan kewarganegaraan Swedia, telah menodai kitab suci Al Quran dalam serangkaian protes anti-Islam yang sebagian besar terjadi di Stockholm. Jika ditotal, Momika yang awalnya beragama Kristen tapi kini mengeklaim ateis, sudah 8 kali melakukan aksi ini.

Polisi Swedia telah mengizinkan tindakan Momika dengan alasan kebebasan berbicara.
Aksi Momika memicu kemarahan di negara-negara Islam dan mayoritas muslim. Indonesia juga memanggil Dubes Swedia di Jakarta untuk menyampaikan kecaman.(*)

Sumber:Associated Press,ist | Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.