
KEDIRI (Lenteratoday) -Kondisi Masjid Agung An-Nur di Kecamatan Pare mengundang keprihatinan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Bupati yang akrab disapa Mas Dhito in berencana merenovasi masjid kebanggaan masyarakat Kabupaten Kediri tersebut pada 2024.
Data yang dihimpun Lenteratoday menyebutkan beberapa periode kepemimpinan bupati Kediri Masjid Agung An’nur belum mendapat sentuhan renovasi besar. Padalah masjid tersebut adalah masjid pusat syiar Islam di Kabupaten Kediri tersebut selesai dibangun pada 1996-1997.
Pembangunan masjid terhenti karena krisis moneter 1997, tetapi akhirnya berhasil diselesaikan dengan menelan biaya sekitar Rp 200 miliar. Seperti kebanyakan masjid di Indonesia, arsitektur khas Jawa bisa dilihat pada bentuk atap masjid, yaitu atap tajug untuk bangunan induknya dan atap joglo untuk bangunan tempat masuk.
Kondidi saat ini di beberapa bagian bangunan masjid cat sudah terkelupas dan jendela kayu di seputar masjid mulai pudar tanda tidak pernah dilakukan pelapisan ulang vernis. Secara keseluruhan mulai hilang kemegahan sebagai masjid agung Kabupaten Kediri.
“Saat menghadiri istighosah dan doa bersama Kemerdekaan RI Ke-78, Selasa (29/8/23), hati Mas Dhito merasa malu dan sekaligus prihatin, saat naik ke lantai dua tempat acara salah satu jalan melewati lorong tangga memutar karena gelap dan kondisi keramik yang sudah tidak bagus,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Sri Ilham meniru ucapan Mas Dhito pada kegiatan itu, Rabu (30/8/2023).
Menurut Sri Ilham, Mas Dhito juga menyampaikan niat itu kepada jamaah istighosah yang hadir, "Saya mau tanya kira-kira kalau tahun depan, Masjid Agung kabupaten ini didandani sing apik jenengan purun mboten?," ujar Sri Ilham mengutip ungkapan Mas Dhito yang langsung disambut tepuk tangan jamaah.
Menurut Mas Dhito, rencana pembangunan Masjid Agung An Nur itu telah disampaikan kepada jajaran di Pemkab Kediri. Pihaknya meminta pada 2024 mendatang Masjid Agung An-Nur Pare sudah selesai dibenahi.
Acara Istighosah dan doa bersama diikuti masyarakat dan jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri itu menghadirkan mubaligh sekaligus pengasuh Ponpes Ploso, KH Muhammad Abdurrahman al-Kautsar atau Gus Kautsar. Hadir pula Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kediri KH Abdul Nasir Badrus.
Fokus sarana umum
Gus Kautsar dalam acara itu menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya tanggung jawab para pejabat, melainkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dengan karya konkret.
Menanggapi rencana bupati yang akan membangun Masjid Agung An Nur, mubaligh ternama itu justru menyarankan supaya Mas Dhito fokus membangun sarana umum, sedang pembangunan Masjid Agung An Nur diyakini akan ada yang menangani.
"Pondok pesantren paling gede sak Indonesia iku manggone neng Kediri, wong NU kudune paling akeh yo neng Kediri, dadi yen Masjid An Nur ora dadi yo aneh," ucap Gus Kautsar.
Di hadapan jamaah, Gus Kautsar menyarankan bupati supaya fokus membangun sarana umum, seperti jalan, penerangan jalan. Sedang, pembangunan Masjid An Nur nantinya supaya diurusi para kiai beserta jamaah.
Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH