
NGANJUK (Lenteratoday) - Kabupaten Nganjuk bertekat segera meluncurkan program peningkatan literasi dan numerasi pada anak didik pada bulan Oktober mendatang. Dengan program diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam meningkatkan literasi dan numerasi anak didik, serta memberikan kontribusi positif bagi pendidikan di tingkat provinsi dan nasional.
"Nganjuk memang akan ada rencana kegiatan bulan Oktober, walapun ada beberapa sekolah yang sudah mulai bergerak kegiatan literasinya," ujar Munawir, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan, Kabupaten Nganjuk, Kamis (17/8/2023).
Program tersebut sebagai tindak lanjut dari kolaborasi Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, dan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dalam sebuah rapat koordinasi yang digelar di Hotel Istana, Kabupaten Nganjuk, pada Kamis (19/1/2023) lalu.
Inisiatif perdana BBGP Provinsi Jawa Timur di tahun 2023 ini merupakan bagian dari proyek yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk menjadikan Kabupaten Nganjuk sebagai ruang bereksperimen dalam menyusun program-program yang mampu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi pada siswa.
Munawir mengatakan program tersebut akan mengikutsertakan beberapa sekolah. Konsep kegiatan ini akan bersifat deskriptif, dengan anak-anak mulai menulis tentang berbagai kegiatan di sekolah, termasuk program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan juga tema-tema lain, termasuk puisi.
Munawir juga menekankan bahwa terdapat program lama di Kabupaten Nganjuk yang memiliki potensi untuk disinkronkan dengan program literasi yang sedang dijalankan. Salah satu contohnya adalah program literasi keagamaan.
Sejak tahun 2020, Kabupaten Nganjuk telah melaksanakan program baca tulis Al-Qur'an dan bina iman bagi peserta didik. Munawir menjelaskan bahwa dalam program-program literasi, aspek literasi keagamaan ini juga seharusnya diintegrasikan, karena literasi tidak hanya berkaitan dengan teks-teks biasa dan materi pelajaran saja, tetapi juga mencakup buku-buku dan konten keagamaan.
Dalam hal ini, program baca tulis Al-Qur'an dan bina iman dapat menjadi bagian penting dalam memperluas pemahaman siswa tidak hanya terhadap aspek akademis, tetapi juga pada dimensi keagamaan. Integrasi ini dapat memperkaya program literasi yang ada, dengan memberikan siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan teks-teks keagamaan dan membangun pemahaman mendalam tentang nilai-nilai keagamaan melalui bacaan dan pemahaman yang lebih dalam.
"Terkait dengan literasi juga kita punya program lama yang bisa disinergikan dengan literasi ada literasi keagaaman," tambahnya.
Selanjutnya, Sopingi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, mengakui bahwa masih ada kekurangan yang perlu ditangani. Ia menyoroti bahwa salah satu kekurangan di Kabupaten Nganjuk adalah keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Ia juga mengakui bahwa di Kabupaten Nganjuk, komitmen dalam pengembangan pendidikan masih perlu ditingkatkan dan perlu penguatan pada komite sekolah agar mereka lebih berani mengambil keputusan sesuai aturan yang berlaku.
"Salah satu kekurangan di Kabupaten Nganjuk ialah sarana dan prasarana, harus diakui di Nganjuk kelemahannya adalah komitenya belum jalan," bebernya.
Sopingi juga menambahkan bahwa saat ini kualitas pendidikan di Indonesia mengalami keterlambatan dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Ia menyoroti bahwa banyak guru di Indonesia yang belum menyadari hal ini dan mungkin merasa bahwa kondisi pendidikan sudah cukup baik.
Ia menegaskan bahwa ada kebutuhan untuk belajar dari pengalaman luar negeri dan membandingkan dengan perkembangan pendidikan di negara lain. Ia berpendapat bahwa hanya dengan melihat situasi di Kabupaten Nganjuk saja tidak akan memberikan wawasan yang memadai, dan belajar dari pengalaman luar dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan lebih bermanfaat.
"Kita perlu belajar dan berkaca ke luar negeri untuk membandingkan, supaya tahu bagaimana perkembangan pendidikan di sana. Kalau yang kita lihat cuma di Nganjuk saja, ya kita tidak mendapat apa-apa," pungkasnya. (*)
Reporter : Abdillah Qomaru | Editor : Lutfiyu Handi