20 April 2025

Get In Touch

19 Jenazah Ditemukan di Lokasi Longsor Tambang Batu Giok Myanmar

Diperkirakan 31 penambang batu giok tewas akibat tanah longsor di Myanmar (AP)
Diperkirakan 31 penambang batu giok tewas akibat tanah longsor di Myanmar (AP)

JAKARTA (LenSebanyak 19 jenazah telah ditemukan di lokasi terjadinya tanah longsor pertambangan batu giok di Negara Bagian Kachin, Myanmar Utara.

Menurut laporan dari Han Win Hlaing, aparat dari Kantor Kepolisian Hpakant, semua korban yang ditemukan berjenis kelamin pria.

Insiden itu terjadi di Hpakant, sebuah kota pegunungan terpencil di negara bagian Kachin sekitar 965 kilometer dari sebelah utara kota terbesar Myanmar, Yangon. Area tersebut merupakan pusat tambang batu giok terbesar dan paling menguntungkan di dunia.

Pemimpin tim penyelamat lokal yang mengoordinasikan upaya pencarian mengatakan kepada Associated Press pada Senin bahwa lebih dari 30 penambang yang sedang menggali batu giok tersapu ke dalam danau ketika tanah longsor melanda desa di dekatnya, Manna, mengutip VOA, Kamis (17/8/2023).

Tanah dan puing-puing dari beberapa tambang di dekat desa itu meluncur turun sepanjang 304 meter dari tebing ke danau di bawahnya dan menimpa para penambang di jalur pergerakannya, katanya.

Seorang penambang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatannya mengatakan bahwa tiga rekannya yang sedang menggali batu giok terbawa ke danau oleh tanah longsor. Dia mengatakan sebagian besar korban adalah laki-laki.

Aktivis-aktivis hak asasi manusia mengatakan penambangan batu giok merupakan sumber pendapatan penting bagi pemerintah militer Myanmar. Penentang peraturan militer menganjurkan sanksi dan boikot untuk mengurangi penjualan batu giok.

Tambang juga merupakan sumber pendapatan utama bagi Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok etnis bersenjata yang berbasis di negara bagian Kachin dan telah berjuang selama puluhan tahun melawan pemerintah pusat untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar.

Gencatan senjata di kawasan itu terganggu sejak militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Wilayah itu sekarang dilanda konflik bersenjata antara militer dan Tentara Kemerdekaan Kachin yang telah mendorong banyak warga sipil melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi dan kota-kota terdekat (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.