20 April 2025

Get In Touch

Warga Kampung Lontong Kini Bebas JP, Denda, dan Harga Gas Bumi Lebih Murah

Kunjungan Wali Kota Eri Cahyadi bersama Direktur Jenderal Minyak Gas dan Bumi Tutuka Ariadji ke Kampung Lontong Sawahan pada 11/8/2023 lalu. (Humas)
Kunjungan Wali Kota Eri Cahyadi bersama Direktur Jenderal Minyak Gas dan Bumi Tutuka Ariadji ke Kampung Lontong Sawahan pada 11/8/2023 lalu. (Humas)

SURABAYA (Lenteratoday) - Angin segar bagi pelaku UMKM perajin lontong di Kampung Lontong Sawahan Surabaya. Pasalnya, usai adanya kunjungan oleh Wali Kota Eri Cahyadi bersama Direktur Jenderal Minyak Gas dan Bumi Tutuka Ariadji pada Jumat (11/8/2023), serta pihak PGN pada Minggu (13/8/2023) lalu, kini keluhan warga Kampung Lontong untuk diringankan uang jaminan pembayaran (JP), harga pemakaian, serta denda terkait gas bumi telah dikabulkan.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi kepada media pada Senin (14/8/2023) dalam agenda di Kampung Dukuh Pakis IV A.

Ia mengatakan bahwa telah bertemu PGN pada Minggu sore dan meminta beberapa hal. Pertama, meminta agar jaminan pembayaran gas bumi ditanggung oleh Wali Kota, bukan warga Kampung Lontong. Kedua, menurunkan harga dari Rp6.5 ribu menjadi Rp4.5 ribu per kubik. Serta menghapus denda warga atas keterlambatan pembayaran.

"Jadi Wali Kota yang nanti bikin surat bahwa UMKM ini bergerak di bidang ini, maka jaminan pembayarannya itu atas nama Wali Kota. Jadi UMKM nya biar nggak mati. Bayar jaminan gas iku kalau 2 bulan bisa 3-4 juta," ungkap Eri.

Atas terkabulnya permintaan Eri serta warga tersebut, maka nantinya yang harus dibayarkan oleh pelaku UMKM Kampung Lontong adalah jumlah pemakaian per meter kubik, lalu dikalikan dengan harga Rp4.5 ribu.

"Nah ini nanti saya akan ke Kampung Lontong lagi, mendata yang sudah dicabut siapa, yang masih punya hutang namanya siapa aja, nanti tak selesaikan di sana. Setelah itu akan dipasang lagi, dipasang meteran oleh PGN tanpa biaya apapun," tuturnya.

Eri juga mengatakan, ia memutuskan untuk menjadi penjamin agar UMKM di Surabaya bisa terus bergerak. Naiknya harga gas bumi serta besarnya jaminan pembayaran dan denda ini cukup membuat perajin lontong di Kampung Lontong menurun, yang awalnya ratusan menjadi hanya 60 an. Maka ia ingin mengembalikan UMKM tersebut, karena dengan bergeraknya UMKM, di situ juga ada pergerakan ekonomi yang akhirnya mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

"Yang terakhir saya juga minta tolong, kalau ini sudah dipasang semua, maka jangan telat bayar PGN nya. kalau gak bayar, telat, habis itu nunggak, ditagih nggak mau, tak copot dewe!" tegas Eri.

Warga Kampung Lontong mengandalkan gas bumi sebagai bahan bakar, selain terhitung lebih murah dari LPG 3 kg, kualitas lontong lebih bagus, juga lebih aman. Karena dalam pembuatan lontong perlu waktu memasak kurang lebih 5 jam.

"Harapan kami di bulan Agustus selesai semua, karena PGN sudah ngasih jalan, Kementerian ESDM melalui Pak Dirjen kemarin juga sudah memberikan jalan," tutup Eri. (*)

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.