
KORSEL (Lenteratoday) - Pemerintah Korea Selatan akan melakukan evakuasi 36 ribu peserta Jambore Pramuka se-Dunia ke-25 di perkemahan Sae Man-Geum. Evakuasi dilakukan seiring dengan gelombang panas yang terjadi, bahkan mengakibatkan ratusan peserta pingsan.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto, seperti dikutip dari tempo.co mengatakan bahwa peserta Jambore Dunia mulai dievakuasi besok, Selasa (8/8/2023)0. Ia membagikan dokumen pengarahan soal rencana darurat pemerintah Seoul terkait potensi dampak Taifun Khanun.
Seoul menyediakan sekitar 1.000 unit yang dibagi tiap-tiap negara. Proses dibantu polisi, pemadam kebakaran, serta Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi
Kepala Pusat Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adi Pamungkas, juga mengatakan bahwa rencana pemindahan kontingen, termasuk dari Indonesia, ini lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Berthold Sinaulan, wakil kepala Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, mengatakan detail pemindahan sedang dibahas malam ini, Senin (7/8/2023) dalam rapat bersama antara Pemerintah Korea Selatan, panitia, dan ketua kontingen semua negara yang ikut serta.
Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan ini akan berlangsung hingga 12 Agustus. Namun, event tersebut menghadapi masalah gelombang panas. Ratusan peserta dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan akibat suhu panas ekstrem.
Tak hanya, acara itu juga diwarnai dengan kejadian dugaan pelecehan seksual. Namun demikian, Berthold memastikan tidak ada kontingen dari Indonesia yang menjadi korban pelecehan seksual.
Sebelumnya sejumlah peserta dan pemimpin Korea Selatan meninggalkan Jambore Pramuka Dunia di Sae Man-Geum lebih awal pada akhir pekan kemarin. Asosiasi Pramuka Provinsi Jeolla Utara, yang memiliki 80 peserta di jambore termasuk 72 remaja, mengumumkan bahwa mereka akan mundur dari kamp, setelah “seorang pemimpin pramuka Thailand datang ke kamar mandi wanita pada Rabu”. Dia mengatakan ada sekitar 100 saksi atas apa yang terjadi.
Berthold melalui pesan singkat kepada dikutip dari Tempo Senin (7/8/2023), mengatakan pihaknya selalu mengawasi dan mendampingi seluruh peserta Indonesia sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi pelecehan dalam bentuk apa pun.
Menurutnya anak-anak dilarang berkeliaran sendiri di acara Jambore Dunia, terutama di tempat sepi dan pada malam hari. Ia menambahkan, pramuka RI juga memberlakukan sistem kawan. Yang berarti, kalau pergi mandi atau ke kamar kecil, misalnya, minimal berdua, tidak boleh sendiri.
Jambore Pramuka Dunia yang dilaksanakan di SaeManGeum, Korea Selatan, adalah event ke-25. Indonesia mengirim 1.569 kontingen untuk mengikuti event internasional tersebut.
Pemimpin pramuka Thailand diberi "peringatan sederhana" oleh panitia Jambore Dunia, kata pejabat pramuka Korea, menambahkan bahwa asosiasinya telah melaporkan kasus tersebut ke polisi setempat.
“Keseriusan kasus ini diakui (oleh polisi) dan dipindahkan ke Unit Investigasi Wanita dan Pemuda Badan Kepolisian Jeonbuk,” katanya pada konferensi pers di pusat pers jambore di perkemahan.
Pemimpin mengkritik panitia jambore, mengklaim bahwa mereka tidak mengambil tindakan untuk melindungi para korban atau memisahkan mereka dari pemimpin pramuka yang dituduh. “Para pramuka mengatakan mereka takut dan tidak ingin tetap berada di perkemahan jambore,” kata pejabat tersebut. (*)
Sumber : tempo.co | Editor : Lutfiyu Handi