20 April 2025

Get In Touch

Eks Perwira Sebut UFO Itu Nyata tapi Ditutup-tutupi AS

Eks Perwira Sebut UFO Itu Nyata tapi Ditutup-tutupi AS

WASHINGTON (Lenteratoday)- Di depan Kongres atau DPR AS, Eks Perwira AS, Mayor (Purn.) David Grusch, memberi kesaksian soal UFO (unidentified flying object). Tak hanya itu, dia menuding keterlibatan Amerika Serikat dalam misi pencarian benda tersebut. Grusch mengeklaim AS menyembunyikan sebuah program yang sudah berjalan lama; pemerintah telah menangkap dan membongkar objek terbang UFO atau UAP (unidentified aerial phenomenon).

Di depan sub-komite Kongres, Grusch menyebut bahwa, AS memiliki kendaraan alien "utuh dan sebagian utuh."
"Tentu saja (saya percaya pemerintah memiliki), berdasarkan wawancara lebih dari 40 saksi selama empat tahun,” kata Grusch dilansir The Independent Jumat (28/7/2023). Diketahui rapat tersebut dilakukan pada Kamis (27/7/2023) waktu setempat.

Ada dua saksi lain yang dihadirkan di ruang kongres. Mereka adalah eks komandan AL (Angkatan Laut) AS, David Fravor dan Ryan Graves, pensiunan pilot AL AS.

Fravor bercerita bahwa ia melihat sebuah benda terbang melintasi langit selama misi pelatihan, tahun 2004. Sementara Graves mengeklaim ia melihat fenomena udara tak dikenal di lepas pantai Atlantik “setiap hari selama setidaknya beberapa tahun.”

Kesaksian Grusch memang sangat ditunggu-tunggu oleh para anggota Kongres AS. Hal ini dilakukan untuk menelisik hal-hal terkait objek luar angkasa tak dikenal (UAP) dan keterlibatan AS dalam menelitinya.

Rekam Jejak Pencarian UFO

Menurut laporan Associated Press, Grusch sebelumnya pernah diminta menjadi kepala satgas pemerintah untuk mengurus UAP. Ia dan tim bertugas mengidentifikasi semua program yang sangat rahasia.
Grusch juga pernah diminta ke National Reconnaissance Office atau badan yang mengoperasikan satelit mata-mata AS.

“Saya diberi tahu selama tugas resmi saya tentang program pemulihan kecelakaan UAP multi-dekade dan program rekayasa terbalik yang aksesnya ditolak,” kata Grusch.

Ia lalu ditanya soal apakah pemerintah AS memiliki informasi seputar kehidupan di luar Bumi. Ia menjawab bahwa AS kemungkinan telah mengetahui aktivitas ‘alien’ ini sejak tahun 1930-an.

Menurut laporan The Guardian, kepada anggota Kongres, David Grusch menyebut pemerintah AS melakukan program "multi-dekade" mengumpulkan, dan berusaha merekayasa balik, menabrak UFO.

Grusch, memimpin analisis fenomena anomali yang tidak dapat dijelaskan (UAP) di dalam badan Departemen Pertahanan AS hingga 2023. Ia mengklaim bahwa aksesnya ditolak ke program rahasia ini.

Saat menjabat dulu, Grusch dan tim pernah mendapat ‘tekanan’ dari satu pihak, namun ia tak menjelaskan spesifik dari mana tekanan yang diapatnya berasal.“Ada beberapa kolega saya yang diserang secara administratif secara brutal. Ini benar-benar membuat saya sangat kesal sebagai seorang pemimpin melihat hal itu terjadi pada rekan kerja lain dan bahkan atasan saya dalam tiga tahun terakhir,” kata Grusch dilansir The Independent.

Departemen Pertahanan AS, atau Pentagon, membantah klaim Grusch yang menyebut pemerintah seolah menutup-nutupi hal ini.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Pertahanan AS, Sue Gough, mengatakan para penyelidik belum menemukan "informasi yang dapat diverifikasi untuk mendukung klaim bahwa program apa pun mengenai kepemilikan atau rekayasa balik materi luar angkasa telah ada di masa lalu atau ada saat ini.”

Pentagon cukup sering mempublikasikan penemuannya atas dugaan UFO. Pada Desember 2022 lalu, Pentagon mengatakan telah menerima sekitar 650 laporan baru sejak pihaknya meluncurkan penyelidikan atas UFO.

Pada saat itu, Wakil Menteri Pertahanan Bidang Intelijen dan Keamanan, Ronald Moultrie, mengatakan pihaknya belum menemukan adanya indikasi bahwa dugaan-dugaan itu adalah benar UFO.
Kami belum melihat apa pun, dan masih sangat dini menyimpulkan kami percaya bahwa salah satu objek yang kami lihat berasal dari alien.

Ronald Moultrie, Wakil Menteri Pertahanan Bidang Intelijen dan Keamanan AS mengatakan,"Setiap sistem yang tidak resmi di wilayah udara kita, kami anggap sebagai ancaman terhadap keselamatan." (*)

Sumber:The Independent/Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.