20 April 2025

Get In Touch

PBB : Jutaan Orang Terancam Kelaparan Akibat Rusia

Ilustrasi (Foto: AP/Max Pshybyshevsky)
Ilustrasi (Foto: AP/Max Pshybyshevsky)

SURABAYA (Lenteratoday) - Serangan udara Rusia terhadap terminal gandum di Ukraina dikhawatirkan akan mengakibatkan jutaan orang di negara-negara miskin seluruh dunia terancam kelaparan dan kekurangan pangan. Hal ini merupakan akibat efek domino harga makanan yang tinggi.

"Beberapa orang akan kelaparan, beberapa orang akan kelaparan hingga mati, banyak yang mungkin akan meninggal akibat keputusan-keputusan ini," kata Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Martin Griffiths, dikutip dari Reuters, Sabtu (22/7/2023).

Dilaporkan, Rusia mengebom fasilitas ekspor makanan Ukraina selama empat hari berturut-turut pada Jumat dan berlatih untuk merebut kapal-kapal di Laut Hitam dalam upaya untuk menghindari sanksi dengan ancaman krisis pangan global.

Setelah Rusia mundur dari kesepakatan koridor laut hitam yang dimediasi PBB pada minggu ini. Serangan terhadap gandum Ukraina sebagai bagian penting dari rantai pangan global. Hal itu terjadi karena Ukraina bertekad melawan blokade angkatan laut Rusia terhadap pelabuhan ekspornya.

Gubernur di salah satu wilayah Ukraina, Oleh Kiper, mengatakan bahwa terminal gandum dari sebuah perusahaan pertanian di wilayah Odesa diserang dari udara. Akibatnya, 100 ton kacang polong dan 20 ton jelai hancur.

Berdasarkan gambar-gambar yang dirilis oleh Kementerian Darurat, api berkobar di antara bangunan-bangunan logam yang hancur dan tampaknya berfungsi sebagai gudang.

Dalam serangan tersebut, dua orang dilaporkan mengalami luka-luka. Sementara itu, pejabat melaporkan tujuh orang tewas akibat serangan udara Rusia di lokasi lain di Ukraina.

Moskow telah menjelaskan bahwa serangan-serangan ini sebagai bentuk pembalasan atas serangan Ukraina terhadap jembatan yang dibangun oleh Rusia menuju Crimea, yakni semenanjung Laut Hitam yang direbut oleh Moskow pada 2014.

Serangan terhadap infrastruktur ekspor gandum dan kekhawatiran mengenai pengiriman kapal telah menyebabkan harga kontrak berjangka gandum Chicago meningkat tajam menjelang akhir pekan. Selain itu, lonjakan tersebut menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak invasi Februari 2022.

Menurut PBB, kesepakatan tersebut telah membantu orang-orang miskin di dunia dengan menurunkan harga makanan lebih dari 23 persen secara global sejak Maret tahun lalu.

Rusia berpendapat bahwa gandum Ukraina yang telah mencapai negara-negara miskin tidak cukup banyak. Kini, mereka sedang bernegosiasi secara langsung dengan pihak yang paling membutuhkan.

Rusia menyatakan bahwa mereka tidak akan kembali masuk ke dalam kesepakatan tersebut kecuali ada persyaratan yang lebih baik untuk penjualan makanan dan pupuk mereka sendiri.

Para pemimpin Barat menuduh Moskow berupaya untuk mengurangi dampak sanksi yang diberlakukan akibat invasi mereka terhadap Ukraina, di mana ekspor makanan Rusia telah mendapat pengecualian. Selama konflik, gandum Rusia telah terus beredar bebas melalui Laut Hitam menuju pasar internasional. (*)

Sumber : cnbcindonesia | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.