20 April 2025

Get In Touch

Update Banjir di Korsel: 39 Orang Tewas, Presiden Tuding Penanganan Gagal

Korban banjir Korea Selatan (Korsel) bertambah lagi menjadi sedikitnya 39 orang.(ist)
Korban banjir Korea Selatan (Korsel) bertambah lagi menjadi sedikitnya 39 orang.(ist)

SEOUL (Lenteratoday)- Korban tewas akibat banjir parah yang melanda Korea Selatan (Korsel) bertambah lagi menjadi sedikitnya 39 orang. Angka ini termasuk 12 orang yang ditemukan tewas di dalam terowongan yang terendam banjir. Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan kegagalan otoritas setempat dalam mematuhi aturan tanggap bencana.

Seperti dilansir Reuters, Senin (17/7/2023), hujan terus mengguyur wilayah tengah dan selatan Korsel sejak Kamis (13/7/2023) pekan lalu saat musim penghujan yang dimulai akhir Juni mencapai puncaknya. Kementerian Dalam Negeri juga melaporkan sembilan orang hilang dan 34 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sekitar 12 kematian, termasuk tiga jenazah yang ditemukan semalam, terjadi di sebuah terowongan di pusat kota Cheongju, di mana 16 kendaraan, termasuk sebuah bus, terendam banjir bandang pada Sabtu (15/7) lalu setelah tanggul sungai runtuh. Sembilan orang lainnya mengalami luka-luka.

Insiden tersebut memicu pertanyaan atas upaya Korsel dalam mencegah dan menanggapi kerusakan yang terjadi akibat banjir. Sejumlah pengemudi yang sering menggunakan jalan tersebut menyalahkan pemerintah karena gagal melarang akses ke underpass tersebut meskipun banjir telah diperkirakan secara luas.

Banjir telah merenggut puluhan nyawa selama musim penghujan baru-baru ini karena pola cuaca yang menjadi lebih ekstrem.

Pemerintah Korsel, tahun lalu, berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi lebih baik bencana akibat perubahan iklim setelah hujan paling lebat dalam 115 tahun terakhir mengguyur Seoul, termasuk distrik mewah Gangnam yang menyebabkan 14 orang tewas dan menggenangi rel kereta bawah tanah, ruas jalanan dan rumah-rumah.

Yoon, yang baru saja kembali dari perjalanan luar negeri, pada Senin (17/7/2023) waktu setempat menggelar rapat antar-lembaga membahas tanggap bencana dan menyatakan situasinya menjadi lebih buruk karena penanggulangan yang buruk di daerah-daerah yang rentan.

"Kami telah berulang kali menekankan kontrol akses ke area berbahaya dan evakuasi pencegahan sejak tahun lalu, tetap jika prinsip dasar tanggap bencana tidak dipertahankan, sulit untuk memastikan keamanan publik," ucap Yoon dalam rapat tersebut.

Dia kemudian menyerukan kepada otoritas setempat untuk melakukan upaya maksimal untuk menyelamatkan para korban dan berjanji mendukung pekerjaan pemulihan dan keluarga yang terdampak, termasuk menetapkan daerah yang dilanda banjir sebagai zona bencana khusus.(*)

Sumber:Reuters,ist/Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.