
BANYUWANGI (Lenteratoday) – Mendekati Pemilu yang kurang tujuh bulan lagi, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak meminta para kadernya untuk terus berjuang mengembalikan kebesaran nama partai Demokrat. Diantaranya adalah dengan menyampaikan bahwa partai berlambang bintang merci ini punya format yang cukup baik untuk Indonesia.
“Mengenai progam bagi Negara kita untuk lima tahun ke depan, Partai Demokrat juga punya rekam jejak baik saat Pak SBY memimpin, maupun pada saat di Jatim Bu Khofifah dengan saya, dan sebelumnya Pakde Karwo dengan Gus Ipul itu partai demokrat menjadi bagian penting atau inti dari pemerintah provinsi Jatim,” tandasnya saat melakukan pertemuan dengan DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Sabtu (15/7/2023).
Kemudian, Emil juga meminta supaya perjuangan dilakukan tidak dengan menjelek-jelekkan pemerintahan saat ini. Menurutnya, Presiden Joko Widodo juga ingin melakukan yang terbaik untuk bangsa. Namun demikian, lanjutnya, Partai Demokrat punya format yang dinilai lebih baik untuk ditawarkan pada masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, Emil memaparkan beberapa program tersebut. “Kita sampaikan, bahwa kalau petani mengatakan pupuk subsidi harus ditambah, maka itu akan jadi prioritas kita. Pada saat guru-guru honorer masih bingung akan nasibnya, maka Partai Demokrat akan hadir di sana juga (untuk memperjuangkan),” tanadasnya.
Emil juga menandaskan ketika pendanaan pembangunan harus mempertimbangkan dan menjaga stabilitas fiskal dengan menjaga keseimbagan pendapatan dan pengeluaran anggran, maka Partai Demokrat akan mewujudkan hal itu. “Jadi, kita tidak melihat kebelakang, tapi kita tahu perhari ini harus ada rangkai untuk lima tahun mendatang,” tegasnya.
“Tolong secara spesifik agenda yang perlu digenjot, pupuk subsidi jelas, nasib guru-guru. Guru honorer kan masih bingung sekarang, karena swasta juga boleh daftar dan masuk, akhirnya jam pelajaran keamabil. Guru honorer ini bungung semua,” sambungnya.
Dia juga mengingatkan bahwa di tingkat nasional, Partai Demokrat terus kejar-kejaran dengan partai partai besar dan posisi Partai Demokrat juga tetap pada jajaran partai besar tersebut. Untuk menjaga kebesaran itu, maka dibutuhkan perjuangan. Untuk itu, dengan siswa watu tujuh bulan ini, maka dibutuhkan perjuangan.
“Ketika 14 Februari (2024) kita tahu sudah berjuang sebaik mungkin, apapun hasilnya kita akan merasa bahwa kita sudah berjuang dengan bermartabat. Berjuang belum tentu menang, tidak berjuang sudah pasti kalah,” tegasnya.
Secara khusus, Emil juga meminta pada semua Caleg untuk terus berjuang. Sebab, Partai Demokrat tidak hanya menghargai Caleg yang jadi saja, namun juga caleg caleg yang tidak jadi pun akan tetap mendapat penghargaan dari Partai Demokrat. Sebab, para caleg ini juga menyumbangkan suara untuk partai.
“Caleg semua yang mendapat suara untuk Partai Demokrat adalah pejung di mata kami dan tidak akan kami lupakan. Tidak hanya yang mendapat kursi, tapi yang memperoleh suara akan kita hargai sebagai pejuang. Kita tidak bisa berdiri sendiri, semua sangat penting. Tapi lebih bangga lagi kalau suaranya banyak, karena artinya sumbangsih akan semakin banyak untuk Partai Demokrat,” tegasnya lagi.
Dia juga meminta pada para Caleg untuk mengingatkan masyarakat bahwa saat Partai Demokrat berkuasa selama 10 sudah banyak melahirkan hal – hal besar. Diantaranya melahirkan program dana BOS. Kemudian ikut menggodok undang-undang Desa yang kemudian ditindaklajuti dengan baik oleh Jokowi.
“Ada juga undang undang guru yang melahirkan tujangan dan sertiifikasi guru, sehingga guru bisa lebih sejahtera hari ini. Undang-undang mengenai sistem kesehatan sehinga hari ini ada BPJS. Artinya pembangunan ini tongkat estafet dan didalam jejak estrafet itu Partai Demokrat punya rekam jejak yang luar biasa selama 10 tahun. Ini modal kita pada masyarakat, kita gak jual kaleng-kelangan,” katanya.
Kemudian, Partai Demokrat juga turut mendukung masa jabatan kepala desa menjadi 9 tahun dari sebelumnya 6 tahun. “Jadi kita harus mau menginfestasikan. Kita, untuk apa yang akan kita tawarkan nati ada 14 agenda perubahan dan perbaikan. dan bisa menjadi bahan kongkrit untuk kita tawarkan pada masyarakat. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi