20 April 2025

Get In Touch

Teatrikal Pertempuran di Toendjoengan Jadi Magnet Puncak JCC & Festival Peneleh

Teatrikal Pertempuran Pertahanan Toendjoengan pada Minggu, (09/07/2023) di depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)
Teatrikal Pertempuran Pertahanan Toendjoengan pada Minggu, (09/07/2023) di depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

SURABAYA (Lenteratoday) - Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya menggelar Java Coffee Culture (JCC) dan Festival Peneleh pada Jumat-Minggu (7-9/7/2023). Pada Puncaknya yaitu Minggu (9/7/2023), ditampilkan Teatrikal Pertempuran Pertahanan Toendjoengan di depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan. Teatrikal tersebut ditampilkan oleh komunitas sejarah di Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Ahmad Zaky Yamani, sejarawan kemerdekaan menjelaskan, bahwa 78 tahun yang lalu di Surabaya terjadi pertempuran besar. Gedung Siola merupakan benteng pertempuran di Surabaya, sebagai pertahanan Pusat Kota Surabaya.

Teatrikal Pertempuran Pertahanan Toendjoengan pada Minggu, (09/07/2023) di depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

Suatu kejadian memilukan terjadi saat Pertempuran Surabaya. Tepat di depan gedung Siola, kubu pertahanan yang dibuat dari tumpukan karung pasir dan dilengkapi senapan mesin hancur bersama seorang pemuda dari Genteng Kali bernama Madun.

Sebagai penghormatan atas keberanian Madun dan mengenang Pertahanan Tunjungan, maka dibangunlah sebuah monumen tentang Pertahanan Tunjungan berbentuk patung seorang pemuda memegang bambu runcing di depan Gedung Siola.

"Pada waktu itu, datang patroli tank Inggris dari Utara. Kemudian berhenti di Perempatan Praban dan Tunjungan, yang tak lama kemudian terdengar ledakan dan asap mengepul di Pertahanan Tunjungan," jelasnya.

Sajian teatrikal ini menyedot perhatian masyarakat, bahkan tak hanya masyarakat Surabaya saja, akan tetapi masyarakat dari luar kota juga banyak yang menyaksikan. Teatrikal yang disuguhkan, tak hanya sebagai pertunjukan belaka, namun juga menjadi sarana edukasi. Sebab dengan adanya teatrikal tersebut, masyarakat menjadi tahu sejarah perjuangan arek arek Surabaya ketika melawan pejajah termasuk dari Inggris.

Teatrikal Pertempuran Pertahanan Toendjoengan pada Minggu, (09/07/2023) di depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan. (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

Salsa Malita, pengunjung yang menyaksikan Teatrikal mengaku awalnya tidak mengetahui jika Indonesia pernah bertempur dengan tentara Inggris. Selama ini, yang ia ketahui adalah jajahan dari Belanda dan Jepang. Sehingga dengan adanya teatrikal ini, ia mendapatkan ilmu baru tentang sejarah pertempuran di Indonesia, khususnya di Surabaya.

"Kalau belajar sejarah sih lebih suka dari teatrikal. Karena kalau baca kan kadang suka males baca. Kalau mendengar dari cerita orang, iya kalau orang ini bisa membawakan ceritanya dengan baik. Jadi kalau lihat teatrikal tuh enak, nangkep apa yang dimaksud dalam cerita itu," ungkapnya. (*)

Reporter : Jannatul Firdaus | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.