17 April 2025

Get In Touch

Angkutan Wira Wiri Diisukan Sepi, Hanya 2 Jalur yang Diminati Masyarakat

Angkutan feeder Wira Wiri Suroboyo (Ist)
Angkutan feeder Wira Wiri Suroboyo (Ist)

SURABAYA (Lenteratoday) -Tiga bulan beroperasi, Feeder Wira Wiri Suroboyo diterpa isu sepi. Dari 5 jalur, hanya 2 yang banyak diminati. Hal tersebut disampaikan William Wirakusuma, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya.

Menurut William jalur yang paling ramai adalah Rute Benowo - Tunjungan, yang pada bulan Mei saja total penumpangnya 26,5 ribu. Kemudian rute Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) - Kedung Asem, yang pada bulan Mei mengangkut kurang lebih 8.4 ribu penumpang.

Selain data jalur ramai, ia juga menyebutkan jalur Penjaringansari - Gunung Anyar, dalam 1 bulan hanya mengangkut 2 ribu penumpang saja. Angka yang sangat minim dibandingkan dengan 2 jalur teramai.

"Kita minta 3 jurusan lain untuk dievaluasi lagi, kenapa kok sepi. Apakah memang jalurnya terlalu panjang, apakah memang warganya di situ nggak butuh feeder," ungkap William di Gedung DPRD Kota Surabaya, Kamis (6/7/2023).

William mengatakan, setiap bulan ada laporan jumlah penumpang Feeder. Dari data tersebut, ia dapat melihat ramai atau sepi nya Feeder. Jika Feeder tidak ramai, maka dicarilah penyebabnya. Apakah jarak terlalu jauh sehingga warga malas naik karena harus berputar jauh terlebih dulu baru kemudian sampai tujuan, atau memang warga di rute tersebut tidak membutuhkan adanya Feeder.

Selain memindahkan jalur, William menambahkan, juga berpikir untuk memperpendek jalur dalam evaluasinya.

William Wirakusuma, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya di Gedung DPRD Kota Surabaya (Jannatul Firdaus/Lenteratoday)

"Nah itu, apakah rute diperpendek. Misalnya kalau ada yang rute 14 km, apakah cukup 7 km aja. Kalau biasanya 14 km itu 10 unit misalnya, tapi dibuat 7 km an, jadi setiap koridor jadi 5 unit. Itu harus dilihat juga," ungkapnya.

Saat ditanya pendapat soal untung atau ruginya Pemkot akibat sepinya Feeder, William memberikan jawaban bijaknya, dengan memperhitungkan keterpihakannya kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

"Sebenernya Pemkot kan nggak cari untung atau rugi. Pemkot kan cari nya untuk pelayanan masyarakat. Apakah pelayanan itu efektif untuk dirasakan masyarakat ke bawah atau enggak. Kalau sepi, berarti kan kurang. Nah itu bahan evaluasi kita. Besok kita ngomong lagi sih, pembahasan P2 APBD," ungkapnya.

Sementara itu ada rencana Pemkot untuk mengadakan layanan tiket prabayar secara fisik. Nantinya, tiket ini akan dijual dengan harga sekali jalan yang lebih murah dari harga saat ini.

Sebagai contoh, beli untuk 10 trip. Kalau biasanya sekali naik Rp5 ribu, kalau sekali beli 10 mungkin tinggal Rp40 ribu, atau sekali jalannya Rp4 ribu/Rp4,5 ribu. Ini lagi dipertimbangkan. Kemudian juga ada misalnya tiket 7 hari, atau tiket 3 hari, atau tiket bulanan.

Reporter: Jannatul Firdaus|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.