17 April 2025

Get In Touch

Rektor ITN Malang Targetkan PLTS Jadi Pusat Riset Energi Terbarukan

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D (depan) bersama Head of Marketing Sun Energy, Anggita Pradipta, saat mengunjungi proyek lahan PLTS ITN Malang yang berlokasi di kampus 2 ITN Malang, Selasa (4/6/2023) (Santi/Lenteratoday)
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D (depan) bersama Head of Marketing Sun Energy, Anggita Pradipta, saat mengunjungi proyek lahan PLTS ITN Malang yang berlokasi di kampus 2 ITN Malang, Selasa (4/6/2023) (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang telah menjalin kolaborasi yang kuat dengan salah satu industri pengembang proyek tenaga surya di Indonesia, PT Surya Utama Nuansa (Sun) Energy, dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 500 KWp/0,5 MWp.

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, mentargetkan agar PLTS yang dimiliki oleh ITN Malang ini dapat dijadikan sebagai pusat riset energi baru terbarukan yang semakin inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebelumnya, Awan menjelaskan bahwa PLTS ITN Malang, yang telah beroperasi sejak akhir tahun 2020 lalu, telah memberikan banyak manfaat penting, lebih dari sekadar sumber listrik bagi gedung perkuliahan di ITN 2 Malang tersebut.

"Dalam prosesnya, baik itu mulai dari tahap pengerjaan, sampai dengan bisa beroperasi kurang lebih selama 2,5 tahun ini, banyak sekali hal yang kita pelajari. Kedepannya, kami berharap PLTS ini sendiri tidak hanya menjadi power bank saja. Tapi juga sebagai pusat studi dan pusat riset, training center, dan sertfikasi untuk engineer bidang PLTS," ujar Awan, saat ditemui awak media dalam konferensi pers bersama PT Sun Energy, Selasa (4/7/2023).

Selain menjadi pusat riset energi baru terbarukan, Awan juga berharap agar PLTS ITN Malang dapat menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum, khususnya masyarakat di sekitar kampus ITN 2 Malang. Sehingga dapat bersama-sama meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam penggunaan energi terbarukan di masyarakat.

"Kemudian kami juga berharap dengan adanya PLTS ini dapat menjadi sarana edukasi yang tidak hanya untuk teman-teman mahasiswa tapi juga untuk masyarakat sekitar," tambahnya.

Lebih lanjut, Awan menyebutkan bahwa salah satu keberhasilan yang telah dicapai oleh PLTS ITN Malang adalah sistem distribusi energi ke PLN pada siang hari. Dimana sebagian energi yang dihasilkan oleh PLTS ITN Malang kemudian diekspor ke PLN, menurutnya, hal ini telah menghasilkan efisiensi pembiayaan kelistrikan gedung ITN 2 Malang sebesar 10-15 persen dibandingkan dengan pembayaran ke PLN sebelumnya.

"Dan memang setiap bulan itu juga menghasilkan efisiensi dari pembayaran kelistrikan gedung ITN 2 Malang sebesar 10-15 persen dari yang biasanya kita bayarkan ke PLN. Sehingga dari PLTS ini memang juga memberikan tambahan efisiensi untuk penggunaan listrik di ITN," terang Awan.

Di sisi lain, dengan adanya kolaborasi yang telah terjadi antara ITN Malang dan PT Sun Energy, Awan menganggap hal tersebut sebagai sinergi yang saling menguntungkan. Menurutnya, kerja sama yang telah dilakukan selam ini, terbukti telah memenuhi kebutuhan ITN Malang dalam pengembangan kompetensi dosen dan mahasiswa di bidang energi baru terbarukan, sementara PT Sun Energy dapat berkontribusi sebagai pengembang produk energi terbarukan dari tenaga surya.

"Terutama juga kita berharap bahwa lulusan kami bisa mendapatkan kesempatan untuk magang di PT SUN dan kemudian juga ada harapan agar dapat mendapatkan kesempatan kerja juga di sana. Dengan kualifikasi yang tentu saja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT Sun Energy," jelasnya.

Sementara itu, Head of Marketing Sun Energy, Anggita Pradipta, menambahkan terkait penjelasan nilai investasi yang dapat dihasilkan dari PLTS ini. Ia menjelaskan bahwa tren biaya komponen lapangan untuk pemasangan PLTS atap cenderung menurun dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, perbandingan biaya antara tahun 2020 dan 2023, disebutkannya menunjukkan penurunan yang signifikan. Namun, Anggita mengatakan bahwa investasi PLTS ITN Malang yang beroperasi pada akhir tahun 2020 tersebut berada dalam kisaran Rp 7-8 miliar.

"Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan investasi antara PLTS atap dengan PLTS ground mount, jadi ada beberapa komponen yang memang berbeda sehingga juga berbeda nilai investasinya. Nah karena setiap tahunnya, tren biaya komponen lapang itu semakin menurun, jadi kalau kita compare biaya tahun 2020 dengan 2023 ini terdapat penurunan yang cukup signifikan. Nah karena ini dibangunnya pada saat 2020, investasinya di kisaran Rp 7-8 miliar," ungkap Anggita.

Diakhir, senada dengan penuturan Rektor Awan, melalui kolaborasi yang semakin erat antara ITN Malang dan PT Sun Energy ini, Anggi juga mengharap agar pengembangan energi baru terbarukan dapat terus maju dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta dapat mencerminkan komitmen bersama dalam mendukung visi Pemerintah Pusat dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.