20 April 2025

Get In Touch

Pasca Bentrok Puluhan Mahasiswa, Wali Kota dan Kapolresta Malang Ambil Langkah Preventif

Kelompok mahasiswa NTT saat melakukan sweeping di jalan raya wilayah Kelurahan Tlogomas hingga sempat menyebabkan kericuhan pada Minggu (25/6/2023) (Dok. Istimewa)
Kelompok mahasiswa NTT saat melakukan sweeping di jalan raya wilayah Kelurahan Tlogomas hingga sempat menyebabkan kericuhan pada Minggu (25/6/2023) (Dok. Istimewa)

MALANG (Lenteratoday) - Wali Kota Malang Sutiaji dan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol. Budi Hermanto sepakat mengutamakan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya konflik sosial. Kesepakatan itu untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

Sebelumnya diberitakan, telah terjadi bentrokan yang melibatkan antar puluhan mahasiswa asal NTT di sebuah kafe yang terletak di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Minggu (25/6/2023) dini hari, hingga mengakibatkan tewasnya 1 orang mahasiswa asal Sumba Barat.

Setelah kejadian tersebut, ratusan mahasiswa NTT yang merupakan teman korban berusaha untuk melakukan sweeping dan mencari pelaku pembunuhan korban pada Minggu malamnya. Aksi sweeping dilakukan di jalan raya itu diiringi dengan merusak beberapa rumah warga hingga mengganggu pengguna jalan yang melintas.

Meskipun situasi pasca keributan tersebut telah kondusif, namun Sutiaji akan melakukan langkah preventif, salah satunya melalui trobosan pengadaan kurikulum pantauan di perguruan tinggi.

"Saya sudah minta kepada perguruan tinggi kemarin, jadi tolong diadakan kurikulum yang berbasis pantauan," ujar Wali Kota Sutiaji, Jumat (30/6/2023).

Dalam upayanya tersebut, pria berkacamata ini juga menjelaskan bahwa kurikulum pantauan akan menjadi parameter penting, di mana hal tersebut akan dimasukan pada beberapa mata kuliah yang ada di perguruan tinggi, yang terintegrasi dengan komponen pengamatan dan pemantauan terhadap kondisi sosial di masyarakat Kota Malang.

"Insyaallah konflik yang kemarin terjadi di masyarakat khususnya di Tlogomas, ini sekarang sudah clear, sudah kondusif. Artinya bahwa masyarakat sudah damai dan saya yakin gak akan berimbas pada keamanan, kenyamanan, dan kondusifitas Kota Malang. Jangan juga terkecok berita hoaks yang katanya situasi Kota Malang ini masih mencekam," seru Sutiaji.

Aparat kepolisian Kota Malang mengamankan kejadian ricuh di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Minggu (25/6/2023) malam. (Dok. Istimewa)

Terpisah, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol. Budi Hermanto, menambahkan bahwa pihak kepolisian akan terus melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap upaya pencegahan konflik sosial. Menurutnya, fokus utama Polresta Malang Kota adalah dengan mencegah konflik yang berbasis Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Sebab mengingat kericuhan yang terjadi beberapa waktu lalu, hal tersebut menjadi penting karena konflik SARA dapat memiliki dampak yang lebih merusak dan mempengaruhi harmoni sosial di masyarakat.

"Kedepannya, kami akan mengkaji kembali hal-hal yang bisa dikedepankan agar masyarakat bisa menahan diri. Yang paling kita antisipasi adalah konflik SARA, itu yang paling penting," jelas Kombes Pol. Budi Hermanto.

Pria yang akrab dengan sapaan Buher, ini mengaku akan melakukan pemantauan dan penilaian terhadap situasi yang berkembang di masyarakat. Selain itu, upaya-upaya komunikasi, dialog, dan penyelesaian yang efektif juga akan diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul di masa mendatang.

"Dengan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pihak kepolisian, diharapkan Kota Malang dapat tetap menjadi wilayah yang aman, harmonis, dan terbebas dari konflik sosial yang merugikan." pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.