20 April 2025

Get In Touch

DPRD Jatim Dukung Penerapan New Normal Life di Jatim

Ketua PDRD Provinsi Jatim, Kusnadi saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis (28/5/2020).
Ketua PDRD Provinsi Jatim, Kusnadi saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Kamis (28/5/2020).

Surabaya – DPRD Provinsi Jawa Timur mendukung penerapan New Normal Life yang dicanangkan oleh Prediden RI Joko Widodo. Untuk itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kesadaran dalam penerapan protokol kesehatan sehingga mempercepat penurunan penyebaran covid-19.

Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua DPRDProvinsi Jatim, Kusnadi setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur,Khofifah Indar Pawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (28/5/2020). “Ini kebijakanyang baru dicanangkan oleh Presiden dan tentunya kita akan mengikuti apa yang diperintahkanpemerintah pusat untuk menanggulangi covid-19, maka kita harus melaksanakan itu,”tandas Kusnadi.

Disingung tentang masih tingginya penambahan pasien covid-19di Jatim, politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menandaskanbahwa berdasarkan dari pendangannya, dia melihat penyebab masih tingginya angkapositif covid-19 ini karena ulah dari manusia sendiri. Ulah manusia ini terkaitdengan kesadaran mereka untuk menerapkan protokol kesehatan yang masih kurangdan belum maksimal.

“New Normal ini bagaimana untuk mendisplinkan, saya pikiritu bagus-bagus saja, tidak membatasi kegiatan, hanya dalam kegiatan-kegiatnaitu kita pakai protokol covid, dalam arti pakai masker, sosial distancing, cucitangan, tidak membatasi kegiatan-kegiatan orang dalam kepentingan ekonomi,bahwa kita harus disiplin. Gitu saja saya pikir bagus, lah,” kata Kusnadi.

Terkait dengan resiko akan terjadi peningkatan jumlahpositif covid-19 ketika diterapkan New Normal, Kusnadi menandaskan bahwa adabeberapa indicator untuk mengukur berhasil tidaknya kebijakan tersebut.

“Sudah dua kali Surabaya Raya ini diterapkan PSBB danhasilnya belum seperti yang diharapkan, itu apa sebabnya, karaena 50% lebihkasus covid ada di surabaya dan itu tidak menurun. Jawabnya banyak sebab danmungkin itu saya sendiri yang dalam melaksanakan aturan-aturan tidak foikus,” tandasnya.

Selain itu juga bisa dari factor masyarakat sebagai subjek penerimaaturan. Tingkat kesadaran masyarakay masih kurang baik itu karena didasariketidakfahaman atau ada faktor lain. Dari beberapa factor ini maka apa hasilnyabisa saja seperti yang tidak diharapkan bersama.

“Kalau ada New Normal seperti itu, bagaimana kemudian sayadituntut untuk lebih menerapkan dan mensosialisasikan secara masif, lebihterarah, lebih terencana, dan masyarakat diminta untuk mengikuti anjuran dankebijakan pemerintah sebaik-baiknya. Saya pikir itu merupakan satu-satunya carauntuk menyelesaikan ini,” pungkasnya. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.