09 April 2025

Get In Touch

Evaluasi Layanan Haji 2023, Menko PMK Minta Psikolog dan Psikiater untuk Jemaah Demensia

Jemaah Haji Khusus (Furoda) 2023 PT Manaya Indonesia usai melaksanakan Thowaf Sunnah pada hari Selasa (6/6/2023) -PT Manaya Indonesia
Jemaah Haji Khusus (Furoda) 2023 PT Manaya Indonesia usai melaksanakan Thowaf Sunnah pada hari Selasa (6/6/2023) -PT Manaya Indonesia

JAKARTA (Lenteratoday) -Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin evaluasi pelayanan haji 2023 dan meminta penambahan tenaga psikolog dan psikiater mengingat ada beberapa jemaah lanjut usia (lansia) yang mengalami demensia.

Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir bagi penderitanya.

"Saya bicarakan dulu dengan Pak Menkes, ini yang dibutuhkan tidak hanya psikolog tapi juga psikiater, karena persoalannya sudah psikis," kata Muhadjir di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2023).

Rapat evaluasi haji kali ini juga dihadiri secara daring oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono yang juga mendukung penambahan tenaga psikolog dan psikiater pada pelaksanaan ibadah haji selanjutnya.

Data dari Kemenkes menyebutkan 1.914 petugas kesehatan yang membantu pelayanan di Arab Saudi, dengan 51 dokter spesialis.  

Saat ini hanya ada dua spesialis kedokteran jiwa yang bertugas melayani jamaah di Arab Saudi. Baik Kemenkes, Kemenko PMK, maupun Kementerian Agama (Kemenag) akan berdiskusi lebih lanjut untuk membahas penambahan tenaga spesialis, utamanya psikiater dan psikolog untuk layanan haji tahun depan.

Muhadjir menekankan pentingnya perhatian pada jemaah lanjut usia, mengingat tahun ini tema yang diangkat adalah haji ramah lansia, di mana persentase lansia adalah 45,7 persen, tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

"Lansia tahun ini jumlahnya sangat tinggi, kalau berdasarkan Kementerian Agama (Kemenag), karena yang dipakai patokan itu 70 tahun ke atas berarti sekitar 30 persen, tetapi kalau berpatokan pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), patokan umurnya dari 60, berarti yang lansia 47 persen lebih," katanya.

Menko PMK juga menegaskan agar Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) serta tenaga kesehatan (nakes) lebih proaktif dalam memberikan pelayanan kepada jamaah.

"Pada 1-4 Juni 2023 yang lalu, kami sudah melakukan tinjau lapangan, secara umum pelayanan haji sudah cukup baik, tapi saya secara khusus meminta petugas haji dam tenaga kesehatan secara proaktif menghadiri secara langsung ke pondok-pondok dan layanan kesehatan," tuturnya.

Konsumsi dibedakan

Selain itu ada juga usulan dari jemaah, agar konsumsi untuk lanjut usia dibedakan.

“Kemarin ada masukan dari jemaah sebaiknya dibedakan antara konsumsi untuk yang lansia dengan yang tidak lansia. Lansia kan yang penting bergizi, (porsinya) tidak mesti banyak, (sedangkan) yang muda-muda nasinya harus lebih banyak dari yang lansia. Saya tanya ada yang usia 97 (tahun) itu nasinya cukup nggak, ‘oh cuma separuh sudah cukup’. Tapi untuk yang muda kan perlu dua kali lipat dari dia, itu juga harus dihitung, saya minta diperhitungkan,” katanya.

Muhadjir menyampaikan akan terus melakukan evaluasi pelaksanaan ibadah haji, meskipun secara umum dia menilai pelaksanaan ibadah haji saat ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah Arab Saudi sendiri telah meningkatkan sarana dan prasarana bagi jamaah, misalnya dengan menyiapkan tenda besar yang memiliki pendingin, serta penambahan 500 dapur dari 1.000 dapur yang sebelumnya telah disiapkan.

Sementara fasilitas mandi cuci kakus (MCK) juga ditambah dari sebelumnya 1.500 unit menjadi 2.000 unit. Namun Muhadjir menilai jumlah MCK ini masih sangat kurang bagi jamaah (*)

Baca: Jemaah Haji Indonesia Didominasi Usia 50 hingga 59 Tahun

Sumber: Antara|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.