20 April 2025

Get In Touch

COVID Menggila Lagi di China, 65 Juta Kasus Per Minggu

COVID Menggila Lagi di China, 65 Juta Kasus Per Minggu

GUANGZHOU (Lenteratoday)- COVID-19 belum reda di China. Diprediksi negara yang diduga menjadi asal virus itu akan menghadapi gelombang baru infeksi yang dapat mencapai 65 juta kasus per minggu pada akhir Juni 2023. Prediksi yang mengkhawatirkan ini diungkapkan oleh spesialis penyakit pernapasan Zhong Nanshan pada konferensi bioteknologi di Guangzhou.

Dikutip Kamis (1/6/2023), perkiraan Zhong memberikan gambaran sekilas tentang dampak potensial dari varian Omicron terbaru, XBB, yang telah memicu peningkatan kasus di seluruh China sejak akhir April.

Menurut laporan Bloomberg, XBB diperkirakan akan menghasilkan 40 juta infeksi per minggu pada akhir Mei sebelum memuncak menjadi 65 juta pada akhir Juni 2023. Peningkatan ini terjadi hampir enam bulan setelah China menanggalkan kebijakan Zero COVID, yang memungkinkan virus menyebar dengan cepat di antara 1,4 miliar penduduk negara itu.

Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China telah berhenti memperbarui statistik mingguannya awal bulan ini, meninggalkan banyak pertanyaan tentang dampak sebenarnya dari COVID-19 di China.

Perkiraan Zhong menunjukkan bahwa gelombang infeksi terbaru ini akan lebih parah dibandingkan dengan gelombang sebelumnya yang melanda China akhir tahun lalu hingga Januari.

Pada saat itu, varian Omicron yang berbeda kemungkinan menginfeksi 37 juta orang setiap hari, membuat rumah sakit dan krematorium kewalahan dan menyebabkan penduduk berebut persediaan obat demam yang terbatas.

Menanggapi ancaman baru ini, China bergegas memperkuat gudang vaksinnya dengan imunisasi baru yang secara khusus menargetkan XBB. Regulator obat negara itu telah memberikan persetujuan awal untuk dua vaksin semacam itu, dengan tiga atau empat lainnya diperkirakan akan segera disetujui."Kami dapat memimpin secara internasional dalam mengembangkan vaksin yang lebih efektif," kata Zhong.

Kelompok penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini juga merekomendasikan agar suntikan penguat COVID-19 tahun ini diperbarui untuk menargetkan salah satu varian XBB yang saat ini dominan.

Formulasi baru harus bertujuan untuk menghasilkan respons antibodi terhadap varian XBB.1.5 atau XBB.1.16, dan formulasi atau platform lain yang mencapai respons antibodi penawar terhadap garis keturunan XBB juga dapat dipertimbangkan.

Kelompok tersebut juga menyarankan untuk tidak lagi memasukkan galur COVID-19 asli dalam vaksin masa depan. Hal ini dikarenakan antibodi yang dihasilkan terdeteksi atau sangat rendah terhadap varian yang beredar saat ini.(*)

Sumber:Bloomberg/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.