
ISTANBUL ( Lenteratoday) - Pemilihan Presiden Turki makin sengit. Putaran kedua akan berlangsung pada hari ini, Minggu (28/5/2023). Akankah masa jabatan panjang Recep Tayyip Erdogan sebagai pemimpin Turkiye akan berakhir? Akankah blok oposisi yang dipimpin oleh Kemal Kilicdaroglu, akhirnya berhasil mengalahkan Erdogan?
Diprediksi, nasib suara Pemilu ini akan ditentukan oleh suara dari 'Kingmaker' yang tidak lolos dari putaran pertama Pemilu tersebut, yaitu para pemilih Sinan Ogan dan Muharrem Ince ( mengundurkan diri)
Kandidat ketiga, Sinan Ogan, yang merupakan sosok yang tidak dikenal publik Turki sebelum pemungutan suara, meraih 5,2% dalam pemilihan dengan dukungan dari Aliansi ATA ultranasionalis yang baru didirikan yang dipimpin oleh Partai Kemenangan Umit Ozdag.
Dengan hasil seperti itu, calon nasionalis dan aliansi muncul sebagai 'Kingmaker' setelah kalah dalam Pemilu putaran pertama
Analis mengatakan, beberapa suara mereka berasal dari pendukung kandidat keempat, Muharrem Ince, yang mengundurkan diri dari pemilihan beberapa hari sebelum putaran pertama, serta beberapa orang muda yang tidak menyukai Erdogan dan Kilicdaroglu.
Mesut Yegen, seorang profesor sosiologi di Universitas Sehir Istanbul, mengatakan ada blok pemilih yang tidak ingin melihat pesaing utama sebagai presiden dan tidak terkesan dengan partai politik arus utama di Turkiye saat ini.
"Banyak dari mereka memiliki kepekaan sekuler dan, oleh karena itu, mereka menentang politik konservatif berbasis agama yang dikejar Erdogan dan Aliansi Rakyatnya," kata Yegen kepada Al Jazeera.
Dia bilang, kelompok ini juga terganggu oleh dukungan Partai Demokratik Rakyat pro-Kurdi untuk Kilicdaroglu dan kerja sama antara kedua belah pihak.
Erdogan nyaris menang di putaran pertama pemilihan presiden Turkiye pada 14 Mei lalu dengan meraih 49,52% suara, membuka jalan bagi putaran kedua. Padahal hingga dua pertiga penghitungan surat suara, Erdogan memimpin perolehan suara dengan margin sangat tipis di atas 50 persen suara.
Lawan Erdogan dalam putaran kedua Kemal Kilicdaroglu, didukung oleh enam partai oposisi dan memperoleh hampir 45% suara, sekitar 2,5 juta suara lebih sedikit daripada lawannya
Putaran kedua ini adalah yang pertama sejak Turki beralih ke sistem presidensial, yang sepenuhnya diimplementasikan setelah kemenangan Erdo an tahun 2018, usai referendum tahun 2017 yang menyetujui perubahan sistem tersebut.
Erdogan dan saingannya, yang mewakili aliansi oposisi enam partai, membujuk lebih dari 64 juta pemilih dalam kampanye putaran kedua yang tidak spektakuler sebelum 14 Mei karena waktu kampanye yang sangat singkat.(*)
Sumber:Al Jazeera/Editor: widyawati