20 April 2025

Get In Touch

DMI Kota Malang Dorong Kesadaran Netralitas Masjid Demi Cegah Politisasi

Seluruh Takmir, Pengurus, dan perwakilan Ranting-ranting masjid se Kota Malang dalam acara Halalbihalal serta Pembinaan Ranting DMI Kota Malang, Kamis (18/5/2023) (Foto: Istimewa)
Seluruh Takmir, Pengurus, dan perwakilan Ranting-ranting masjid se Kota Malang dalam acara Halalbihalal serta Pembinaan Ranting DMI Kota Malang, Kamis (18/5/2023) (Foto: Istimewa)

MALANG (Lenteratoday) - Di tengah tahun politik yang sedang berlangsung, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang terus mendorong kesadaran akan netralitas masjid sebagai sarana peribadatan umat muslim, demi mencegah politisasi dalam rangka menjaga suasana yang damai di lingkungan masyarakat.

"Kaitannya dengan tahun politik, tadi saya sampaikan bahwa masjid ini sesuai dengan Undang-undang yang berlaku itu gak boleh untuk kepentingan itu (politik) sehingga kemarin ada rencana salah satu partai yang ingin singgah di masjid Jami', ketika mau mendaftar ke KPU dan masih pakai seragam parpolnya, alhamdulillah gak jadi, ditolak, kalau diperbolehkan nanti partai yang lain merantak," ujar Ketua DMI Kota Malang, Kasuwi Syaiban, usai menghadiri halalbihalal serta pembinaan ranting DMI se Kota Malang, Kamis (18/5/2023).

Kasuwi mengatakan, DMI Kota Malang memiliki 57 ranting masjid yang mewakili setiap kelurahan, serta pengurus cabang dari lima kecamatan di Kota Malang. Sehingga dalam menjaga netralitas masjid, pihaknya telah mengeluarkan himbauan agar masjid tidak digunakan untuk kepentingan politik tertentu, baik dari golongan maupun individu. Kasuwi juga menegaskan bahwa masjid harus tetap menjadi tempat yang sejuk, damai, dan terfokus pada aktivitas ibadah.

"Kemudian ada juga pengumuman agar jangan sampai masjid ini untuk kepentingin politik tertentu baik golongan maupun individu. Jadi maksudnya berdakwah tapi dakwahnya itu bernuansa politik, sehingga jangan sampai masjidnya itu berubah bukan lagi masjid yang sejuk, damai, ini kita hindari," jelasnya.

Selain itu, dalam berupaya mencegah politisasi tersebut, Kasuwi menyebut bahwa DMI telah membentuk grup-grup komunikasi yang memungkinkan para takmir masjid serta pengurus masjid se Kota Malang, untuk berbagi informasi dan mengantisipasi adanya upaya politisasi. Melalui grup ini, menurutnya aktivitas yang mencurigakan dapat segera terdeteksi dan ditindaklanjuti. Ia menekankan bahwa hingga saat ini, belum ada insiden yang mencolok terkait politisasi masjid di Kota Malang.

"Antisipasinya kami ada grupnya. Jadi kalau ada apa-apa pasti terpost di situ. Karena kan memang jemaah ini macem-macem jadi pasti kalau ada apa-apa kami akan tahu. Jadi insyaallah gak ada," imbuhnya.

Lebih lanjut, dalam menghadapi tahun politik, DMI Kota Malang dikatakannya akan berkomitmen untuk mengingatkan dan menyampaikan pesan-pesan netralitas melalui khutbah-khutbah di masjid, sehingga para jemaah dapat terus memahami dan mematuhi prinsip netralitas masjid.

Melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh DMI Kota Malang, ia mengharap agar kesadaran akan netralitas masjid dapat semakin ditingkatkan dan masjid tetap menjadi tempat yang suci dan tenang untuk beribadah.

Di sisi lain, Kasuwi juga tidak menampik saat disinggung mengenai adanya pengurus ataupun takmir masjid di Kota Malang yang terjun ke dunia politik. Kendati demikian, salah satu tokoh NU di Kota Malang ini menekankan, agar para politisi tersebut tidak membawa misi partai politiknya ke dalam masjid-masjid, bahkan hingga dapat mempengaruhi para jemaah masjid.

"Ya kalau itu kan alami. Tetap saja kami akan menekankan bahwa politik praktis tidak boleh dibawa ke masjid. Dia kan politikus itu gak papa, asal gak membawa misi politiknya di dalam masjid, jangan sampai mempengaruhi jemaah sehingga terbawa kepentingannya. Jadi masalah dia politikus ya boleh-boleh saja asal jangan membawa misi politik," pungkasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.