09 April 2025

Get In Touch

6 Rekomendasi LIPI untuk Hidup Berdamai dengan Covid-19

Masker simbol solidaritas Covid-19 (Getty Images)
Masker simbol solidaritas Covid-19 (Getty Images)

Berdasarkandata global hingga Rabu (20/5/2020) pagi, ada 213 negara yang sudah terjangkitCovid-19 dengan total infeksi 4.985.825 kasus. Terhitung sejak Presiden Jokowimengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air, pada 2 Maret 2020 jumkah kasusterus meningkat.

Berkaitandengan pencegahan Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkanketerangan bahwa kemungkinan besar vaksin dapat didistribusikan secara massalkepada masyarakat pada akhir tahun 2021. 

Melihat kondisi ini,Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko,mengatakan pentingnya melakukan mitigasi berbasis data untuk dapat bertahan danberadaptasi dengan Covid-19 ini. 

"Sampai vaksinditemukan dan imunisasi massal dilakukan, adaptasi masyarakat dengan Covid-19harus melalui mitigasi yang terkontrol dan berbasis data," kata Handoko,dikutip dari laman berita Kontan

Berikut6 rekomendasi LIPI agar kita bisa hidup berdamai dan beradaptasi denganCovid-19.

1. Kontrol danmitigasi terukur 

Kontrol dan mitigasiyang terukur ini dapat berperan untuk menyeimbangkan dilakukannya pengaktifankembali aktivitas ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, mitigasi yang bisadilakukan bisa berfokus pada skrining massal di simpul mobilitas publikberbasis Rapid Diagnostic Test (RDT) dan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) dilokasi kerumunan permanen seperti di rumah sakit, sekolah, kampus danperkantoran serta industri.

2. Data akurat PDPdan ODP 

Sebagai bentuk mitigasiberadaptasi dengan Covid-19 ini, penanganan Orang Dalam Pemantauan (ODP) danPasien Dalam Pengawasan (PDP) memerlukan data yang akurat, masif, dan terukur. Pasienpositif dan keluarganya dikenakan masa isolasi dan karantina. Untuk pasienpositif dari masyarakat berpenghasilan rendah, keluarganya ditetapkan sebagai penerimabantuan sosial.

3. Perketat protokolpenanganan  

Jumlah kasuskonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 semakin meningkat, dan tidak ada yangtahu pasti kapan berakhir. Oleh sebab itu, pengetatan pelaksanaan protokolutama penanganan Covid-19 masih perlu dilakukan. Pengetatan protokol penangananCovid-19 antara lain seperti kewajiban memakai masker di semua lokasi dankondisi, jaga jarak di semua aktivitas, serta menjaga kebersihan dan sterilisasiarea di mana berada. 

4. Pengerahaninfrastruktur dan SDM 

Tes secara massalsudah digaungkan sejak awal virus corona SARS-CoV-2 teridentifikasi diIndonesia, Maret lalu. Infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang kurangmemadai, menjadi tantangan dalam tes massal Covid-19 di Tanah Air.

Pengerahan seluruhinfrastruktur dan SDM ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas ujiberbasis RDT dan PCR. Dengan melakukan pengadaan nasional untuk RDT dan testkit PCR dari sumber teruji serta rekrutmen SDM untuk operator swan, ekstraksisampel dan analisis hasil uji. 

5. Pembentukan timpakar 

Pandemi Covid-19 inimenghantam semua sektor dalam kehidupan setiap negara. Oleh sebab itu,membentuk tim pakar dari setiap sektor yang bersangkutan, akan lebih baik untukmengevaluasi dan memberikan rekomendasi teknis lebih lanjut secara berkala. Timpakar ini bisa terdiri dari praktisi dan ilmuwan di sektor terkait dan ahliepidemiologi. 

6. Penguatanketahanan 

Penguatan ketahanandalam mitigasi beradaptasi dengan Covid-19 ini, bisa dilakukan denganmempercepat riset terkait konten lokal. Penguatan ketahanan meliputiberbagai hal sebagai berikut: 

- Pengembangansuplemen penguat imunitas tubuh dari bahan alam lokal - Karateristikbiologi virus SARS-CoV-2 

- Pembuatan bahandan test kit uji PCR lokal 

- Metode baru ujivirus secara molekular sehingga lebih murah dan mudah dilakukan di berbagaifasilitas 

- Pengembangan RapidDiagnostic Test lokal 

- Pengembangan alatsterilisasi barang berbasis disinfektan untuk area publik (Ist-abh).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.