21 April 2025

Get In Touch

Catatan Akhir Pekan: WHO Akhiri Status Darurat Covid-19

Beberapa ambulans tampak di luar Rumah Sakit Elmhurst di Queens, New York (4/4). New York adalah wilayah terparah Covid-19 di Amerika (AP/VOA)
Beberapa ambulans tampak di luar Rumah Sakit Elmhurst di Queens, New York (4/4). New York adalah wilayah terparah Covid-19 di Amerika (AP/VOA)

SURABAYA (Lenteratoday) -Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa Covid-19 bukan lagi darurat kesehatan global.

Keputusan tersebut diumumkan Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus berdasarkan rekomendasi Komite Kedaruratan WHO yang telah bertemu untuk ke-15 kalinya untuk menilai status darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

"Saya telah menerima saran itu. Oleh karena itu, dengan harapan besar saya menyatakan CovidD-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata Ghebreyesus, mengutip Anadolu, Sabtu (6/5/2023).

Namun, pengumuman tersebut tidak berarti Covid-19 tidak lagi menjadi ancaman kesehatan global.

Tedros memaparkan bahwa pekan lalu virus tersebut masih merenggut nyawa setiap tiga menit.

"Virus ini akan tetap ada, masih membunuh, dan masih berubah. Risiko munculnya varian baru yang menyebabkan lonjakan kasus dan kematian baru tetap ada," ujar Tedros memperingatkan.

Untuk itu, Tedros mendesak negara-negara agar tidak menggunakan pengumuman tersebut sebagai alasan untuk lengah, membubarkan sistem kesehatan yang telah dibangun, atau untuk menyampaikan kepada orang-orang bahwa Covid-19 tidak perlu dikhawatirkan.

Ia menjelaskan, deklarasi itu berarti sudah waktunya bagi negara-negara untuk beralih dari mode darurat ke penanganan Covid-19 seperti penyakit menular lainnya.

Dengan menekankan bahwa itu bukanlah keputusan sekejap, Tedros mengatakan tidak ragu untuk mengadakan pertemuan Komite Kedaruratan jika Covid-19 kembali lagi membahayakan dunia.

Sejak pandemi dimulai pada Desember 2019, infeksi Covid-19 telah menyebabkan hampir 7 juta kematian, menurut WHO.

WHO juga mencatat 765,3 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.

Pandemi Covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari 2020.

Kilas balik

Virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu di Wuhan, propinsi Hubei, China, dan membuat lebih dari 3.300 orang meninggal dunia.

Seorang petugas medis mengawasi pasien Covid-19 di stasiun Gare d'Austerlitz saat mereka dievakuasi dari Paris ke daerah lain karena penuhnya rumah sakit di Paris (VOA/AP)

VOA Indonesia pernah menulis lebih dari 1,25 juta penderita virus Corona di dunia, seperempat ada di AS

Hampir 25 persen kasus virus corona di dunia yang berjumlah 1,25 juta orang, dilaporkan terdapat di Amerika, demikian menurut data dari Universitas John Hopkins hari Minggu (5/4/2022).

New York adalah negara bagian yang paling parah dilanda virus corona, di mana sejauh ini telah membuat lebih dari 3.500 orang meninggal dunia. Pakar-pakar kesehatan publik mengatakan situasi itu akan memburuk, tidak hanya bagi New York, tetapi juga bagi seluruh Amerika.

Tetapi New York mencatat sedikit perkembangan positif hari Minggu, termasuk turunnya jumlah pasien baru yang dirawat di rumah sakit dan lebih sedikitnya pasien yang membutuhkan ventilator.

Rumah sakit di Amerika berjuang memberantas virus corona dengan “persenjataan” yang tidak memadai. Rumah sakit telah meminta pasokan ventilator bagi pasien dan alat pelindung yang dipakai dokter dan pekerja medis untuk mencegah perebakan virus corona secara bolak-balik antara mereka dan pasien.

Berdasarkan perhitungan global ada 1,2 juta kasus yang sudah dikonfirmasi, termasuk 65.000 korban meninggal dunia.

Spanyol, melaporkan jumlah kasus terbanyak kedua di dunia – yaitu lebih dari 130 ribu orang– berencana memperpanjang kebijakan lockdown di seluruh negara itu dua minggu lagi, hingga 26 April. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez hari Sabtu (4/4/2020) mengatakan akan meminta parlemen memperpanjang lockdown kedua kalinya setelah kebijakan lockdown yang pertama berakhir 11 April mendatang. Tetapi Sanchez mencatat bahwa jumlah kasus dan korban meninggal telah menurun sejak minggu lalu.

Italia yang melaporkan jumlah korban meninggal terbanyak di dunia, mencatat lebih dari 11 ribu petugas medisnya juga tertular virus mematikan itu. Laporan National Institutes of Health dan asosiasi dokter di negara itu mengatakan 73 dokter meninggal karena virus tersebut. Penularan diantara personil medis mencapai 10 persen dari total seluruh kasus penularan di Italia.

Militer Perancis mulai memindahkan pasien ke rumah sakit di seluruh negara itu untuk mencegah meluasnya perebakan virus di kawasan yang paling parah dilanda wabah ini dan di sekitar Paris. Pesawat dan helikopter militer, serta kereta api kini memindahkan pasien ke daerah-daerah yang tidak terlalu terpapar virus corona, yaitu di bagian barat Perancis. Lebih dari 90.000 kasus dilaporkan terjadi di Perancis, termasuk 7.500 korban meninggal dunia.

Sementara itu Associated Press melaporkan sedikitnya 17 petugas medis di rumah sakit kanker Mesir positif terjangkit virus corona dan kini dikarantina. Dr. Hatem Abu El Kassem, Direktur Institut Kanker Mesir mengatakan seluruh petugas medis di fasilitas itu telah di-tes. Ada 1.070 kasus virus corona di Mesir (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.