21 April 2025

Get In Touch

Dewan Masjid Indonesia Kota Kediri: Salat Id di Rumah Saja

Masjid Agung Kota Kediri / foto: https://www.flickr.com/ayra_jawa1
Masjid Agung Kota Kediri / foto: https://www.flickr.com/ayra_jawa1

Kediri - Akhir Bulan Ramadhan selalu dipungkasi dengan salat Idul Fitri. Momen sakral yang selalu ditunggu-tunggu  oleh umat Islam setelah satu bulan berpuasa sebagai awal perayaan hari kemenangan Hari Raya Idul Fitri.

Tak heran bila momen Salat Idul Fitri ditunggu-tunggu umatmuslim. Tak terkecuali Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Kediri memberikanperhatian khusus terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri di tanah lapang ataumasjid ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini sangat rentan penularankarena pasti ada kerumunan orang.

Ketua Dewan Masjid Indonesioleh umat a (DMI) Kota Kediri,Abu Bakar Abdul Jalil atau akrab disapa Gus Ab mengimbau kali ini untuk SalatIdul Fitri di rumah. Hal itu terkait kondisi pandemi dan belum menurunnyagrafik yang terinfeksi Covid-19.

“Salat Id di rumah saja. Ikuti panduan cara Salat Id dirumah. Selama aturan pemerintah belum berubah, sebaiknya menjalankan Salat Iddi rumah, bisa berjamaah bersama keluarga,” imbau Gus Ab, Senin (18/5).

Dijelaskan, Salat Id itu hukumnya sunnah. Bahkan tidakdilakukan pun tidak berdosa. “Bahkan yang salat wajib, misalnya Salat Jumatbagi muslim yang biasa dilakukan berjamaan di masjid pun diimbau untukdilakukan di rumah, apalagi yang salat sunnah,” urai Gus Ab.

Namun demikian, Gus Ab bisa mengaku bisa mengerti bagisebagian orang, kurang afdol rasanya jika Salat Id yang dilakukan setahunsekali tidak dilakukan di masjid/lapangan. Namun demikian hukum dari ibadahtersebut haru dilihat. Kadang orang lebih mengutamakan yang sunnah karena penuhkeramaian, lalu melupakan yang wajib karena sendirian. Jadi esensinyaramai-ramai, bukan pada menjalankan kewajiban.

Selain itu, rutinitas Lebaran biasanya silaturahmi. Salingmengunjungi antarkerabat dan saudara. Tahun ini, silaturahmi bisa ditempuhdengan cara lain. Tidak harus bertatap muka bila tak memungkinkan.

“Silaturahmi sekarang bisa via online. Ada media sosial,bisa Whats App, bisa telepon. Silaturahmi dengan ucapan salam, itu bisa dilakukandengan media-media lain selain bertemu langsung.,” kata Gus Ab.

“Kalau datang langsung itu namanya ziarah. Ziarah dilakukanjika memungkinkan,” terang Gus Ab. Misalnya ada keinginan untuk mengujungiorangtua, malah justru akan membahayakan mengingat orang tua yang usianya diatas 45 tahun rentan tertular. Sedangkan anaknya bisa jadi OTG (Orang TanpaGejala) yang justru membawa virus sampai ke kampung halaman. (gos)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.