21 April 2025

Get In Touch

Tuntutan Ditolak Ketua DPRD Jatim, Aksi Mahasiswa Nyaris Ricuh

Mahasiswa melakukan pembakaran di depan Gedung DPRD Jatim.
Mahasiswa melakukan pembakaran di depan Gedung DPRD Jatim.

SURABAYA (Lenteratoday) – Aksi sekitar seribu mahasiswa di depan kantor DPRD Jatim di Jalan Indrapura Surabaya nyaris ricuh, Rabu (12/4/2023). Mahasiswa sempat melempar botol minuman ke arah Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad.

Tak hanya itu, mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya yang mengatasnamakan sebagai Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Surabaya juga sempat membakar beberapa spanduk yang mereka bawa di jalan raya depan DPRD Jatim. Mereka juga sempat berusaha merusak pagar kawat duri yang dipasang petugas kepolisian dan menyeretnya ke tengah jalan.

Aksi lebih dari seribu mahasiswa ini juga sempat mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan tersebut macet. Kondisi itu membuat polisi yang ada di lapangan berusaha mengurai kemacetan. Bahkan sempat dilakukan pengalihan arus lalu lintas.

Aksi para mahasiswa ini untuk menyuarakan penolakan pengesahan Perppu Cipta Kerja Nomor 2 tahun 2022 menjadi undang-undang. Selain itu mereka juga menuntut pemerintah segera melakukan pembahasan dan pengesahan terkait RUU Perampasan Aset.

Mahasiswa juga menolak segala bentuk Komersialisasi Pendidikan berbasis PTN-BH. Kemudian, emreka juga menuntut semua Universitas di Surabaya segera membentuk Satgas Kekerasan Seksual sesuai dengan Permendikbud No 30 tahun 2021.

"Kami menolak Perppu Cipta Kerja, kami akan bertahan sampai DPRD keluar menemui kami," kata salah satu orator melalui mobil komando.

Orator aksi mendesak Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan jajarannya untuk keluar menemui mahasiswa. Akhirnya, setelah mendapatkan ultimatum dengan hitungan mundur, Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad keluar dan menemui mahasiswa. Kedua pimpinan DPRD Jatim itu turut naik ke atas mobil komando bersama dengan beberapa orator perwakilan dari mahasiswa.

Terkait dengan tuntutan yang disampaikan mahasiswa yaitu penolakan Perppu Cipta Kerja, Kusnadi mengatakan bahwa tuntutan tersebut sudah disampaikan beberapa kali dan menjadi tuntutan masyarakat. "Sebenarnya sudah dari dulu, sudah jadi tuntutan masyarakat Jatim, termasuk mahasiswa juga. Kami juga sependapat dengan apa yang disuarakan rakyat," kata Kusnadi.

Bahkan dia menyatakan  bahwa DPRD Jatim sudah terus menerus memperjuangkan aspirasi masyarakat dan mahasiswa itu. "Kami tidak berhenti memperjuangkan itu, tuntutan saudara-saudara sekalian," ucapnya.

Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad diatas mobil komando mahasiswa.

Namun demikian, mahasiswa tidak puas dengan jawaban yang diberikan karena mereka menganggap jawaban tersebut cukup normatif. Salah satu orator pun meminta pada Kusnadi untuk menelpon Ketua DPR RI, Puan Maharani, untuk menyatakan bahwa DPRD Jatim menolak pengesahan UU Cipta Kerja. “Kami yakin Pak Ketua DPRD Jatim ini punya koneksi langsung ke Bu Puan, maka kami meminta supaya langsung menelpon Bu Puan untuk menyatakan bahwa DPRD Jatim menolak pengesahan UU Cipta Kerja,” tandasnya.

Namun, demikian dengan tegas Kusnadi menolak permintaan mahasiswa tersebut. Dia lebih memilih untuk bersurat resmi. "Saya tidak akan telepon, terserah apa tanggapan kalian, saya tidak akan telepon," jawab Kusnadi, sembari menggelengkan kepalanya.

"Saya hanya bisa melakukan secara resmi dengan surat. Ini hal yang bersifat formal, bukan secara pribadi," lanjutnya.

Mendengar jawaban tersebut mahasiswa menjadi kecewa, kemudian mereka meminta supaya Kusnadi membuka gedung DPRD Jatim untuk melakukan siding rakyat bersama para mahasiswa. Namun, permintaan tersebut juga ditolak Kusnadi dan mengatakan bahwa dia tidak akan terintimidasi dengan berbagai permintaan tersebut.

Kekecewaan mahasiswa memuncak, bahkan ada yang sempat melempar botol minuman ke arah kedua pimpinan DPRD Jatim yang masih berada di atas mobil komando tersebut. Melihat kondisi ini, Kusnadi dan Anwar Sadad langsung turun dan meninggalkan mobil dengan pengawalan petugas keamanan. Mahasiswa juga berusaha untuk menghadang dan menahan mereka. Namun, Kusnadi dan Anwar Sadad berhasil masuk ke dalam gedung DPRD Jatim.

Salah satu orator yang ada di atas mobil komando pun berteriak untuk melawan dan masuk ke dalam gedung DPRD Jatim. Alhasil, mahasiswa berusaha merusak pagar kawat berduri dengan menyeretnya ke tengah jalan. Mereka juga membakar spanduk yang mereka bawa serta melempar botol minuman ke arah petugas keamanan.

Untungnya, kondisi tersebut cepat diantisipasi para petugas keamanan sehingga aksi anarkis tidak sampai terjadi. Dengan sendirinya dan secara berlahan, mahasiswa berangsur membubarkan diri meski mereka mengaku kecewa dengan jawaban yang diterima dari DPRD Jatim. Mereka juga menggap bahwa DPRD Jatim telah gagal membawa amanat rakyat. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.