20 April 2025

Get In Touch

Luhut Tak Berhasil Rayu China, Bunga Utang Kereta Cepat 3,4%

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan (tengah), dalam konferensi pers update proyek KCJB, di Jakarta, Senin (10/4/2023).(istimewa)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan (tengah), dalam konferensi pers update proyek KCJB, di Jakarta, Senin (10/4/2023).(istimewa)

JAKARTA (Lenteratoday)- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan tidak berhasil merayu China agar bunga utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) bisa diturunkan dari 4 persen jadi 2 persen.

Hasil akhir negosiasi, Negeri Tirai Bambu hanya mau menurunkan bunga utang kereta cepat di level 3,4 persen. Luhut mengakui, bunga utang tersebut masih terlalu tinggi. "Kemarin dia sudah mau turun dari 4 persen, tapi angkanya kita mau lebih rendah lagi. Offer pertama 3,4 persen dari 4 persen, tapi kita masih ingin lebih rendah lagi kalau bisa. Maunya kita 2 (persen)," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin (10/4/2023).

Meski demikian kata Luhut, pemerintah tidak akan menyerah. Pemerintah akan kembali melakukan negosiasi agar bunga pinjaman utang tersebut bisa turun lagi dari 3,4 persen. Hasil dari negosiasi lanjutan akan keluar pekan depan."Minggu-minggu depan selesai (nego bunga pinjaman)," imbuhnya.

Luhut menambahkan meskipun China tetap ngoto dan tidak mau menurunkan bunga dari 3,4 persen, pemerintah sebenarnya tidak masalah. Pemerintah akan tetap membayar karena bunga itu sudah lebih baik dari bunga pinjaman luar negeri lainnya."Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," jelasnya.

Luhut menekankan pemerintah sangat mampu membayar meski bunga sebesar 3,4 persen. Ia berharap jangan pernah ada yang meragukan pemerintah di tengah penerimaan negara yang tokcer."Nggak ada masalah. Kamu kok meragukan negaramu sih. Kamu jangan underestimate, negara kita makin efisien makin baik. Lihat penerimaan pajak kita naik 48,6 persen tahun lalu. Karena banyak efisiensi, efisiensi batu bara efisiensi mesin segala macam. Itu kadang kita nggak sadar," pungkasnya.(*)

Reporter:dya,rls | Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.