20 April 2025

Get In Touch

Ditargetkan Terealisasi 2024, Tahun Ini 1.000 Pesantren Pencetak Santri-Preneur dalam OPOP Sudah Tercapai

Kepala DiskopUKM Jawa Timur, Andromeda Qomariah (kiri) bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, serta perwakilan Pembina Pondok Pesantren di Jawa Timur, dalam acara Silaturahim Pesantren Peserta EKO-TREN OPOP 2023.
Kepala DiskopUKM Jawa Timur, Andromeda Qomariah (kiri) bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, serta perwakilan Pembina Pondok Pesantren di Jawa Timur, dalam acara Silaturahim Pesantren Peserta EKO-TREN OPOP 2023.

MALANG (Lenteratoday) – Sebanyak 1.000 pondok pesantren di Jawa Timur telah tergabung dalam program One Pesantren One Product (OPOP) yang berhasil menciptakan santri-preneur atau santri yang berjiwa wirausahawan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Dinas Koperasi dan UKM (DiskopUKM) menyebut, dengan bergabungnya ribuan ponpes dalam program OPOP, telah turut serta dalam meningkatkan perekonomian di Jawa Timur.

“Harusnya target di 2024 itu 1.000 ponpes, tapi alhamdulillah di tahun ini sudah tercapai target itu. Jadi OPOP ini terdiri dari 3 pilar. Santri preneur, pesantren preneur dan sosio preneur. Yang mana ini merupakan salah satu pengembangan ekonomi berbasis pesantren,” ujar Kepala DiskopUKM Jatim, Andromeda Qomariah, ditemui usai acara Silaturahim Pesantren EKO-TREN OPOP 2023 Bersama Gubernur Jatim, Jumat (17/3/2023) malam.

Ditambahkannya, animo para santri dan pondok pesantren untuk terlibat dalam program OPOP dinilai sangat luar biasa. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya produk-produk yang dihasilkan dari masing-masing pesantren. Padahal jika menelik makna, OPOP berartikan satu produk dalam satu pesantren.

“Mereka sangat luar biasa menyambut ini karena sekarang pesantren bukan hanya sebagai tempat belajar agama saja, tetapi juga pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan ekonomi. Jadi diharapkan mereka bisa mempunyai satu produk unggulan, meskipun dalam realisasinya mereka rata-rata lebih dari satu produk,” tambah Andromeda.

Andromeda juga menyebutkan, terdapat salah satu contoh pesantren yang telah berhasil mengembangkan perekonomian lewat program OPOP tersebut. Yakni, Ponpes Bahrul Maghfirah, yang mampu melibatkan santrinya dalam mengembangkan usaha.

“Sehingga kalau kita lihat sudah ada beberapa ponpes yang mulai menggratiskan biaya pendidikan. Karena di situ santri ikut berwirausaha sehingga mereka mengelola usaha di situ dan mendapatkan upah. Sebagian ini ada yang ditabung, begitu nanti mereka keluar, mereka akan memanfaatkan tabungan ini untuk sebagai modal kerja,” urainya.

Lebih lanjut, Andromeda juga menuturkan bahwa program OPOP telah menjadi salah satu pengungkit perekonomian di Jawa Timur dengan potensi yang sangat luar biasa.

Diakhir, pihaknya memaparkan bahwa dalam rangka mengoptimalkan peran santri menjadi seorang pengusaha. DiskopUKM juga telah memberikan berbagai dorongan, mulai dari sertifikasi legalitas usaha, peningkatan kualitas SDM, pendampingan terkait digitalisasi, hingga sertifikasi halal.
Terpisah, dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, bahwa pihaknya akan terus mendukung program OPOP tersebut. Sebab menurutnya penting bagi lulusan pesantren untuk memulai menciptakan lapangan usahanya sendiri.

“Jangan sampai lembaga pendidikan memberikan kontribusi terhadap jumlah pengangguran, salah satu di antaranya ponpes ini. Maka sesungguhnya ponpes sejak awal berdirinya sudah dibekali dengan entrepreneur, dengan kemandirian. Maka tinggal nerusin saja, harus ada keterampilan khusus yang saat ini insyaallah pondok juga sudah tidak gaptek, sudah familiar dengan IT,” tegas Wali Kota Sutiaji.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.