20 April 2025

Get In Touch

Cegah Paham Intoleransi, Gubernur Jatim Tekankan 3 Hal Jaga Harmonisasi Keberagaman

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menjadi narasumber Mencegah Masuknya Paham Intoleransi dalam Keluarga TNI AD, bersama Persit Kartika Chandra Kirana Koordinasi Cabang Divif 2 PG Kostrad.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menjadi narasumber Mencegah Masuknya Paham Intoleransi dalam Keluarga TNI AD, bersama Persit Kartika Chandra Kirana Koordinasi Cabang Divif 2 PG Kostrad.

MALANG (Lenteratoday) – Banyaknya etnik dan suku bangsa di Indonesia, menjadikan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, menekankan 3 hal penting untuk menjaga keharmonisan. Langkah ini juga untuk mencegah adanya paham intoleransi di masyarakat.

“Banyaknya suku bangsa di Indonesia ini, juga pernah ditanyakan oleh mantan Presiden Afghanistan, Asruf Ghani. Terkait bagaimana membangun harmoni diantara keberagaman Indonesia ini,” ujar Gubernur Jatim tersebut, usai menjadi narasumber pada talkshow Mencegah Masuknya Paham Intoleransi dalam Keluarga TNI AD, bersama Persit Kartika Chandra Kirana Koordinasi Cabang Divif 2 PG Kostrad, Jumat (17/3/2023).

Perempuan yang akrab dengan sapaan Khofifah ini menyebutkan, 3 hal penting yang harus diterapkan dalam menjaga keharmonisan diantaranya yakni, mutual understanding, respect, dan trust. Sebab, dengan banyaknya keberagaman suku, agama, adat istiadat, serta budaya yang ada di Indonesia, pihaknya menghendaki bahwa mengelola keharmonisan bukanlah suatu hal yang mudah.

“Maka harmony parternship dibangun antara lain dengan terus menerus mengasah kearifan yang ada. Bangun muncul understanding, bangun muncul respect, bangun muncul trust. Kalau sudah ada 3 hal itu tadi, maka insyaallah harmoni itu bisa kita wujudkan. Dan tidak mudah kalau ada yang mengganggu, disharmoni, berpotensi memecah persaudaraan, persatuan, tidak mudah. Karena kita sudah ada kekuatan itu,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah kembali menekankan pentingnya seluruh elemen masyarakat dalam menjaga 3 hal tersebut, termasuk di dalamnya anggota keluarga TNI AD. “Jadi ini harus diasah, gak bisa mengalir secara natural. Harus ada proses yang terus terbentuk dan itu dari semua lini, elemen, dan semua level, termasuk dalam keluarga TNI AD ini,” seru Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah juga menyinggung bahwa cikal bakal munculnya paham intoleransi dapat dipicu karena hal kecil, dimulai dari tidak adanya rasa untuk saling menghormati dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, dikatakannya bahwa generasi Z berperan penting dalam meminimalisir ketidaksepahaman tersebut.

Diakhir, Khofifah mewanti-wanti kepada para persit, untuk terus mengawasi pergaulan anak-anak. Hal tersebut perlu dilakukan agar ideologi transnasional yang memecah belah tak mengkontaminasi pikiran anak-anak.

"Kita ingin pastikan bahwa anak-anak tidak terkontaminasi ideologi transnasional yang tak berseiring, dengan membangun kehidupan yang harmoni, serta berhati-hati mengirim putra-putri kita menempuh pendidikan," tegas Khofifah.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.