Kaji Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, Samsul Ma’arif Jadi Lulusan Terbaik Program Doktor Unisma

MALANG (Lenteratoday) – Melalui disertasinya yang berjudul Implementasi Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Basis Pembentukan Karakter Santri (Studi Fenomenologi di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang), berhasil mengantarkan Dr. A. Samsul Ma’arif, menjadi wisudawan terbaik di program doktor Universitas Islam Malang (UNISMA).
Mahasiswa program studi S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berhasil meraih IPK 3.90 dengan masa studi 6 semester ini mengatakan, terdapat 3 hal penting yang menjadi temuannya, selama melakukan penelitian di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang.
“Pertama, nilai-nilai pendidikan islam multikultural yang dijadikan basis pendidikan karakter di Al Hikam itu ada 11. Yaitu tauhid, taaruf, tawasul, tasamuh, taawun, tawazun, nilai keadilan, nilai musyawarah, nilai anti kekerasan, nilai menghormati pendapat orang lain, dan nilai musawah,” ujar pria yang akrab disapa dengan Samsul ini, saat melakukan pers konferens bersama awak media, Kamis (23/2/2023).
Temuan kedua, Samsul menjelaskan bahwa pendidikan islam muktikultural di Al Hikam, ternyata juga dipengaruhi oleh teori pemikiran Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si, yakni teori non human element dan teori human element. Dimana kedua faktor tersebut menurutnya berjalan beriringan dengan kehidupan santri di pesantren Al-Hikam.
“Untuk memperlancar faktor non human element, pesantren memiliki visi misi, orientasi, strategi, kurikulum, sumber bahan ajar, dan waktu belajar. Sedangkan human element, pesantren memiliki pendidik, peserta didik, penyelenggara pendidikan sarjana, dan pengendali mutu,” lanjutnya.
Tidak cukup disitu, pria yang berhasil mendapatkan skor 645 pada uji Test of Arabic as a Foreign Language (ToAFL) S3 ini, juga menemukan adanya pendekatan humanis islamic approach yang menjadi model pendidikan di Pesantren Al-Hikam. Dalam hal ini, ia berharap agar lulusan santri Al-Hikam dapat menciptakan simpul-simpul baru, yang memperkokoh hubungan agama dan kemanusiaan.
“Seperti kata Habib Ali Al-Jufri, humanisme harus didahulukan sebelum agama. Supaya ketika para pemeluk agama ada kesalahan, namun ketika humanismenya baik, agamanya tidak salah. Tapi kalau beragama dulu, humanismenya belakangan. Maka nanti yang salah adalah humanismenya,” urai pria yang juga menjadi salah satu Dosen di UIN Malang tersebut.
Lebih lanjut, dengan penelitiannya yang mengkaji pendidikan islam multikultural tersebut. Samsul berharap agar mahasiswa lulusan PAI, dapat menjadi pelopor perdamaian di antara beragamnya suku-suku yang ada di Indonesia.
“Kalau multikultural kan artinya yang mampu menaungi semua kultural yang ada. Sehingga diharapkan lulusan dari pendidikan Agama Islam Multikultural ini nantinya menjadi pelopor perdamaian di antara suku-suku yang ada. Sehingga ketika islam dengan genre tertentu, maka itu akan didamaikan oleh lulusan PAI Multikultural ini,” tukasnya.
Sementara itu, selain wisudawan terbaik dari program Doktor/S3. Unisma juga berhasil mencetak 12 nama lainnya yang menjadi wisudawan terbaik dari program Sarjana, Magister, hingga Profesi, pada wisuda periode ke 69 nanti.
Dua diantaranya yakni Vivi Nur Imami A., S.Pd, seorang mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Vivi juga terbukti mampu meraih IPK nyaris sempurna, yakni 3.97 dengan lama masa pendidikan 8 semester.
Selain itu, juga ada Nuzulul Madalia, S.Pd., mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam. Sama seperti Vivi, Mada juga berhasil meraih IPK sebesar 3.97 dengan lama masa studi yakni 8,50 semester.
Sebagai informasi, pada Sabtu (25/2/2023) mendatang, Unisma akan mengadakan wisuda periode 69 Tahun 2023. Dengan jumlah lulusan program doktor, magister, profesi, serta sarjana sebanyak total 659 peserta.(*)
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati