20 April 2025

Get In Touch

BPBD Jatim Bentuk Jurnalis Tangguh Bencana

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto saat membuka sosialisasi penanggulangan bencana di Pacet, Mojokerto, Kamis (12/2/2023).
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto saat membuka sosialisasi penanggulangan bencana di Pacet, Mojokerto, Kamis (12/2/2023).

MOJOKERTO (Lenteratoday) - Sebagai salah satu bagian dari phentahelix, keberadaan wartawan dalam penanggulangan bencana dinilai dukup penting. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengandeng pokja wartawan Jatim (Pokja Grahadi) membentuk jurnalis tangguh bencana.

Acara tersebut terangkai dalam sosialisasi penanggulangan bencana yang digelar di Pacet, Mojokerto, Kamis (16/2/2023). Dalam acara itu juga dilakukan pelatihan Basic Life Support dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) bencana, Kamis (16/2). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas wartawan dalam pengurangan risiko bencana (PRB).

Hadir dalam kegiatan ini, Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto; Kabid Pencegahan & Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Andhika N Sudigda; Sub Koordinator Sub Substansi Pencegahan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy; Koordinator SRPB Jatim, Dian Harmuningsih dan Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo.

"Kami berharap dengan sosialisasi ini rekan-rekan media bisa memberikan informasi yang sebenar-benarnya bagi masyarakat. Khususnya dalam hal kebencanaan," kata Gatot Soebroto.

Dijelaskannya, sosialisasi ini sekaligus memberikan mengedukasi wartawan tentang pelatihan Basic Life Support dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Kemudian yang tak kalah penting adalah tata cara dan tata tertib dalam peliputan bencana.

Kadang, sambung Gatot, teman-teman liputannya tentang kejadian bencana sangat bagus. Tapi yang disayangkan adalah saat rekan wartawam ini tidak melihat keselamatan diri sendiri. Sehingga perlu edukasi wartawan mengenai tata cara peliputan bencana.

"Tolong jaga keselamatan diri sendiri saat meliput kejadian bencana. Serta hormati tradisi lokalnya, khususnya tata cara masuk ke wilayah bencana. Dan yang paling penting wartawan harus bisa P3K buat diri sendiri dan harus memahaminya," harapnya.

Sementara itu, Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo berharap wartawan juga bisa mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan. Dan wartawan harus hadir untuk menjaga Jawa Timur untuk lebih tangguh.

"Wartawan yang tangguh bencana adalah wartawan yang bisa mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan. Bila perlu kita harus buat buku panduan bagi wartawan terkait kebencanaan," pungkasnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.