
PYONGYANG (Lenteratoday) - Korea Utara (Korut) memamerkan 11 rudal balistik antarbenua (ICBM). Ini bak mengisyaratkan pengembangan proyektil berbahan bakar padat baru, demikian dilaporkan media pemerintah, Kamis, (9/2/2023).
Parade malam hari di Pyongyang pada Rabu, (8/2/2023), merupakan acara untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentaranya, lapor kantor berita negara KCNA.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampak hadir bersama putrinya, yang diprediksi oleh banyak pihak sebagai calon penerus dan pemimpin masa depan negara terisolasi itu.
Citra yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan sebanyak 11 Hwasong-17, ICBM terbesar Korea Utara, yang diduga memiliki jangkauan untuk menyerang hampir di mana saja di dunia dengan hulu ledak nuklir.
KCNA menyebut ICBM menunjukkan kemampuan serangan nuklir "terhebat" Korea Utara, menambahkan bahwa parade itu juga menampilkan unit nuklir taktis.
"Ini secara kumulatif lebih banyak peluncur ICBM daripada yang pernah kami lihat sebelumnya di parade Korea Utara," Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan di Twitter.
Jika ICBM semacam itu dilengkapi dengan banyak hulu ledak, jumlah itu bisa cukup untuk membuat sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) saat ini kewalahan, tambahnya.

ICBM Hwasong-17 pertama kali diuji tahun lalu.Korea Utara terus melanjutkan dengan program rudal balistiknya, meluncurkan rudal yang lebih besar dan lebih maju meskipun ada resolusi dan sanksi Dewan Keamanan PBB.
Pengembangan Hwasong-17 diikuti oleh apa yang dikatakan beberapa analis bisa menjadi prototipe atau maket ICBM berbahan bakar padat baru di peluncur tabung.
Rudal ICBM pada parade itu tampak berbeda dari yang ditampilkan dalam parade 2017, kata Panda.
Sebagian besar rudal balistik terbesar di Korea Utara menggunakan bahan bakar cair, yang mengharuskannya diisi dengan propelan di lokasi peluncurannya - proses yang memakan waktu.
Mengembangkan ICBM berbahan bakar padat telah lama dipandang sebagai tujuan utama negara tersebut, karena dapat membuat rudal nuklirnya lebih sulit untuk dikenali dan dihancurkan selama konflik.
Tidak jelas seberapa dekat dugaan rudal baru itu dengan pengujian. Korea Utara terkadang menampilkan maket di parade militernya.(*)
Sumber: KCNA,ist /Editor: widyawati