20 April 2025

Get In Touch

Balon Mata-mata Juga Terlihat di Amerika Latin, China: Dalih Mencemarkan Nama Baik

Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial.
Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial.

VIRGINIA (Lenteratoday)- Balon mata-mata diduga milik China ternyata tak hanya menyebar di Amerika Serikat (AS). Terbaru terlihat di wilayah Amerika Latin.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/2/2023), Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengatakan balon pertama sekarang mengarah ke timur di atas Amerika Serikat bagian tengah. Pentagon menambahkan bahwa balon itu tidak ditembak jatuh karena alasan keamanan.

Kemudian pada Jumat (3/2/2023) malam waktu setempat, juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan: "Kami melihat laporan tentang sebuah balon yang transit di Amerika Latin.Kami sekarang menilai itu adalah balon pengintai China lainnya," tambahnya, tanpa menyebutkan lokasi persisnya.

Beberapa saat sebelum keputusan Blinken untuk membatalkan perjalanannya ke China, pemerintah China mengeluarkan pernyataan penyesalan atas balon pertama dan menyalahkan angin karena mendorong apa yang disebutnya pesawat sipil itu ke wilayah udara AS.

Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden menggambarkannya sebagai "balon pengintaian" yang dapat bermanuver.

Dalam panggilan telepon dengan pejabat senior China Wang Yi, Blinken mengatakan dia "menjelaskan bahwa kehadiran balon pengintai ini di wilayah udara AS jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional, bahwa itu adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab."

China membantah tuduhan adanya keterlibatan terkait insiden balon udara pengintai yang beterbangan di Negara Bagian Montana, Amerika Serikat.Pihaknya mengatakan, media dan politikus AS telah mengambil keuntungan dari tuduhan yang belum terbukti kebenarannya tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China yang dirilis pada Sabtu (4/2/2023). Pihaknya mengatakan, tuduhan yang dilayangkan AS tak lain adalah upaya untuk mencoreng reputasi Negeri Tirai Bambu.“China tidak pernah melanggar wilayah dan wilayah udara negara berdaulat mana pun,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari AFP.

“Beberapa politisi dan media di Amerika Serikat menggunakan insiden [balon udara] ini sebagai dalih untuk menyerang dan mencemarkan nama baik China,” imbuhnya.

Namun, pihak Kementerian Luar Negeri China kemudian menambahkan bahwa penting untuk tetap menjaga terjalinnya komunikasi dalam kondisi apa pun — terutama dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, dengan cara yang tenang dan dapat dipercaya.(*)

Sumber:afp,ist /Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.