20 April 2025

Get In Touch

DPRD Kota Malang Temukan Bukti Penyebab Tingginya Angka Putus Sekolah

Ilustrasi: Wali Kota Malang bersama Kepala Disdikbud Kota Malang di ruang sebuah sekolah beberapa waktu lalu
Ilustrasi: Wali Kota Malang bersama Kepala Disdikbud Kota Malang di ruang sebuah sekolah beberapa waktu lalu

MALANG (Lenteratoday) –Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyoroti adanya faktor lain yang menjadi penyebab tingginya angka putus sekolah di Kota Malang.

Selain ekonomi, Made menyebutkan bahwa faktor internal yang berasal dari mentalitas si anak, diduga kuat sebagai pemicu hilangnya minat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

“Ternyata setelah kita perdalam beberapa kali hiring, dari si anak sendiri yang tidak mau sekolah. Saya sering kemarin menegur di kawasan Jatimulyo. Setelah dijemput dinas dan kepala sekolah, itu anaknya yang tetap gak mau sekolah,” ujar Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (1/2/2023).

Made menjelaskan, apabila diurai dari faktor ekonomi. Seharusnya sudah tidak menjadi masalah di Kota Malang. Sebab menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengoptimalkan bantuan fasilitas pendidikan berupa buku, tas, sepatu, dan penunjang lainnya secara gratis.

Made menyebutkan bahwa Pemkot Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bersama DPRD Kota Malang, telah berupaya semaksimal mungkin dalam menurunkan tingginya angka putus sekolah. Termasuk, dengan dibahasnya Ranperda Kota Layak Anak (KLA) yang diharapkan dapat memaksimalkan peranan dinas terkait.

“Kita harus lebih dititik pencegahan di awal. Makanya, dengan sekarang dibentuk Ranperda Kota Layak Anak, ini kita harapkan ada anggaran yang bisa kita taruh di dinas terkait. Yang membidangi anak di dinas. Semua akan kita taruh. Masalah akan lebih terfokus disitu,” tukasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang. Diketahui bahwa di tahun 2022 lalu, terdapat 7.000 anak usia 16 hingga 18 tahun yang memutuskan untuk tidak lanjut sekolah.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.