Diduga Aksi Balas Polisi, Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Capai 100 Orang

PESHAWAR (Lenteratoday)- Kuat dugaan motif bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, bermotif balas dendam ke polisi. Terbaru, pemerintah mencatat jumlah korban tewas kini mencapai 100 orang.
Sebanyak 97 di antaranya merupakan aparat kepolisian dan 3 lainnya merupakan masyarakat sipil. Sementara 170 orang lainnya mengalami luka-luka.
Salah seorang pejabat pemerintah setempat, Riaz Mahsud, mengatakan jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah. Hal ini dikarenakan para petugas masih terus melakukan pencarian para korban di balik puing-puing reruntuhan.
"Sejauh ini, 100 jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Lady Reading," kata juru bicara rumah sakit, Mohammad Asim, dikutip dari Reuters, Rabu (1/2/2023).
Sementara Menteri Pertahanan Khawaja Asif menjelaskan, pelaku bom bunuh diri berada di saf pertama saat meledakkan dirinya. Ledakan yang ditimbulkannya itu menghancurkan lantai atas masjid saat ratusan jemaah melakukan sholat dzuhur.
Serangan kali ini diklaim sebagai serangan yang paling mematikan di Peshawar sejak bunuh diri di Gereja All Saints yang menewaskan puluhan jemaat minoritas Kristen Pakistan pada September 2013 silam.
Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Termasuk mencari tahu bagaimana cara pelaku bisa lolos dari pos pemeriksaan petugas di sana.
Ledakan ini terjadi sehari jelang kedatangan IMF ke Islamabad untuk memulai pembicaraan tentang membuka pendanaan untuk ekonomi Asia Selatan yang dilanda krisis neraca pembayaran.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Diketahui, kondisi keamanan di negara itu tengah memburuk.
Pakistan mengalami lonjakan serangan militan sejak November tahun lalu, ketika kelompok militan Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah. Ini adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.(*)
Sumber: reuters / Editor: widyawati