Optimistis Penuhi Target Retribusi Pasar 2023, Diskopindag Kota Malang Tingkatkan Pelayanan dan Fasilitas

MALANG (Lenteratoday) –Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) optimistis dapat penuhi target retribusi pasar di tahun 2023. Pihaknya pun berupaya genjot pelayanan hingga fasilitas di beberapa pasar di Kota Malang.
“Optimis (target retribusi pasar) terpenuhi karena pandemi sudah selesai. Terus banyak pasar-pasar yang kita revitalisasi. Itu selain untuk meningkatkan, pastinya juga untuk menunjukkan bahwa pemerintah sudah komitmen dalam membangun dan memajukan pasar rakyat,” ujar Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (25/1/2023).
Alhasil, Eko mengatakan bahwa pelayanan yang akan ditingkatkan diantaranya yakni penerbitan administrasi secara gratis, seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) hingga peningkatan fasilitas melalui revitalisasi pasar.
“Pasti akan menggenjot pelayanan kita. Pelayanan kita kepada masyarakat bisa mengurus NIB nya. Kemudian gratis untuk administrasinya. Jadi yang kita pungut hanya retribusi penjualan. Kedepan, pasar rakyat ini akan kita buat lebih maju. Sehingga mempengaruhi pada pendapatan retribusi,” tambahnya.
Sedangkan terkait dengan revitalisasi. Eko berujar bahwa Wali Kota Malang, Sutiaji telah memerintahkan pihak Diskopindag untuk rutin mengunjungi pasar-pasar di Kota Malang. Guna menghimpun keluhan pedagang dan melakukan perbaikan di pasar.
“Ini dengan Pak Wali Kota sudah diberikan intruksi untuk sering-sering ke pasar melihat keluhan ped www lagang. Supaya segera melakukan perbaikan-perbaikan, termasuk revitalisasi,” cetusnya.
Lebih lanjut, dikatakannya bahwa di tahun 2022, Pemkot Malang menargetkan retribusi pasar sebesar Rp 7 miliar, hal tersebut telah terlampaui sebesar Rp 100 juta rupiah. Sehingga, Eko optimis di tahun 2023 ini, target retribusi pasar dapat mencapai Rp 7 miliar 250 juta. L
Menurutnya, Pasar Blimbing dan Pasar Besar merupakan penyumbang pendapatan retribusi pasar terbesar di Kota Malang.
Sedangkan, pasar Embong Brantas, sambungnya, merupakan pasar yang menyumbang pendapatan retribusi terkecil.
“Kalau Embong Brantas itu karena pasarnya kecil terus banyak jual barang-barang second. Kadang buka kadang tutup. Kalau yang tertinggi itu ada pasar Blimbing, Pasar Besar. Kalau pasar Klojen menengah. Ini juga rencananya kita maksimalkan untuk penggunaan E-Retribusi,” tandasnya.(*)
Reporter: Santi Wahyu /Editor:Widyawati