20 April 2025

Get In Touch

Swedia Biarkan Aksi Bakar Al Quran, Muslim Dunia Murka

Pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs bernama Rasmus Paludan hari Sabtu, (21/1/2023). (Foto: Reuters)
Pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs bernama Rasmus Paludan hari Sabtu, (21/1/2023). (Foto: Reuters)

ANKARA (Lenteratoday)- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengecam pemerintah Swedia yang membiarkan pembakaran Al Quran secara sengaja. Dia juga menyayangkan, rasisme serta kejahatan kebencian tidak ditindak tegas.

"Meskipun dengan segala peringatan, izin tersebut diberikan kepada orang ini. Tidak ada yang bisa menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi dan berpendapat," ujar Mevlut Cavusoglu kepada media di Antalya, dikutip Minggu (22/1/2023).

Kementerian Luar Negeri Turki. Menyebut tindakan itu sebagai 'kejahatan kebencian langsung.'

"Tindakan tercela ini adalah contoh lain dari tingkat mengkhawatirkan yang telah dicapai Islamofobia dan gerakan rasis dan diskriminatif di Eropa," ujar pernyataan itu.

Kecaman juga dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Pakistan. "Tindakan Islamofobia yang tidak masuk akal dan provokatif ini melukai kepekaan agama lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan tindakan semacam itu bukanlah ekspresi dari kebebasan ekspresi atau berpendapat, yang membawa tanggung jawab berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional, seperti kewajiban untuk tidak melakukan ujaran kebencian dan menghasut orang untuk melakukan kekerasan.

Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Salem Abdullah Al Jaber Al Sabah dalam pernyataan mengatakan insiden itu melukai sentimen Muslim di seluruh dunia dan menandai provokasi serius. Dia meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab dengan menghentikan tindakan yang tidak dapat diterima tersebut dan mengecam segala bentuk kebencian dan ekstremisme serta meminta pertanggungjawaban para pelaku.

Sementara itu, "Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

Aksi 'keji' itu berlangsung Sabtu (21/1/2023) sekitar pukul 16.00-17.00 waktu Turki (20.00-21.00 WIB), menurut Cavusoglu dan menambahkan bahwa ia berharap pihak berwenang Swedia akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal itu terjadi.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei tahun lalu, mengesampingkan puluhan tahun non-blok militer, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.

Tetapi Turki - anggota NATO selama lebih dari 70 tahun - menyatakan keberatan, menuduh kedua negara mentolerir bahkan mendukung kelompok teror, termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).

Juni tahun lalu, Turki dan kedua negara Nordik tersebut menandatangani memorandum dalam KTT NATO untuk mengatasi masalah keamanan legitimasi Ankara, membuka jalan bagi keanggotaan mereka di aliansi.(*)

Sumber:AFP,Reuters,ist / Editor: widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.