21 April 2025

Get In Touch

Implek 2574: Umat Konghucu Jombang Bersih-bersih Kelenteng Hong San Kiong Gudo

Umat Kong Hu Cu memandikan patung dewa di Klenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang (Sutono)
Umat Kong Hu Cu memandikan patung dewa di Klenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang (Sutono)

JOMBANG (Lenteratoday) -Jelang perayaan Imlek 2574, Kelenteng Hong San Kiong Gudo milik umat Konghucu, Senin (16/1/23) tampak lebih ramai. Terlihat kehadiran orang-orang mulai mempersiapkan peribadatan pergantian tahun Cina yang jatuh pada, 22 Januari 2023 mendatang.

Kegiatan berupa bersih-bersih dengan menggotong beberapa meja dan altar kayu ke areal halaman kelenteng. Meja dan altar kayu yang berdebu tebal ini segera disapu. Setelah itu, meja kayu ini juga terlihat dicuci dengan air dan sabun.

Sejumlah orang lainnya terlihat mulai mengambil guci tepat dupa diletakkan. Abu yang telah menumpuk di guci-guci ini tampak disaring kembali untuk dibersihkan.

Setelah abu lembut tersaring, abu-abu pilihan ini dikembalikan lagi ke guci yang sebelumnya ada. Di bangunan depan kelenteng, beberapa patung dewa juga tampak dikeluarkan dari altar.

Umat Tri Dharma terlihat memandikan sejumlah patung dewa di Kelenteng Hong San Kiong, yang berada di Desa/Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

Ketua Yayasan Kelenteng Hong San Kiong, Toni Harsono menjelaskan, pemandian patung dewa dilakukan rutin setiap tahun saat menjelang tahun baru Imlek. Saat itu, diyakini para dewa naik ke nirwana setelah sebelumnya turun ke bumi.

“Satu minggu menjelang imlek, dewa-dewa naik ke langit. Jadi di kelenteng ini ada kegiatan bersih-bersih,” kata Toni Harsono seraya menjelaskan proses penyucian patung dewa dilakukan menggunakan air bercampur bunga.

Patung-patung yang dimandikan antara lain patung dewa Kongco Kong Tik Tjoen Ong, Dewi Kwan Im dan lain sebagainnya. Namun, perlakuan berbeda dilakukan kepada dewa yang jadi tuan rumah di Kelenteng Hong San Kiong. Yakni Dewa Kong Cho Kong Tik Tjun Ong. Patung dewa ini berwarna cokelat tua dengan material kayu.

“Untuk patung dewa ini dimandikan dengan cara yang berbeda, jadi untuk patung ini tidak boleh banyak kena air, jadi cuma diusap-usap saja dengan kain basah,” terang Toni.

Perlakuan spesial kepada patung dewa ini, bukan hanya karena statusnya sebagai patung tuan rumah di kelenteng ini, namun juga karena usianya sudah ratusan tahun, sehingga jika terkena banyak air dikhawatirkan mudah berjamur dan rusak.

“Ya kan materialnya dari kayu, dan usianya sudah 400 tahunan, jadi tidak boleh sembarangan memandikannya,” lanjutnya. Setelah proses pemandian dan pembersihan selesai, patung-patung ditata rapi di atas meja di depan tempat persembahyangan.

"Selain patung dewa, peralatan ritual, ruangan kelenteng juga dibersihkan," tutupnya. Disinggung soal harapan, Toni menyatakan harapannya kehidupan menjadi lebih baik dan ekonomi lancar.

Reporter: Sutono/Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.