20 April 2025

Get In Touch

Momen Nataru Desember 2022 Tak Picu Inflasi di Kota Kediri

Momen Nataru Desember 2022 Tak Picu Inflasi di Kota Kediri

KEDIRI (Lenteratoday)-Momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember 2022 tidak memicu inflasi di Kota Kediri. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan tersebut masih berada dalam level terkendali.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri pada Desember 2022 tercatat tingkat inflasi Kota Kediri sebesar 0,59 persen secara moon to moon (mtm) atau sebesar 5,76 persen secara year on year (yoy).

Adenan, Plh Kepala BPS Kota Kediri dikutip Senin (16/1/2023) menuturkan berdasarkan inflasi yoy, posisi Kota Kediri berada pada urutan kedua terendah setelah Probolinggo apabila dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Timur.

Ditambahkan, komponen bahan makanan pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi yoy sebesar 4,43 persen dan inflasi mtm sebesar 2,58 persen.  “Selain itu kelompok energi juga mengalami inflasi yoy sebesar 16,13 persen dan inflasi mtm sebesar 0,12 persen,” jelasnya.

Adapun sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi mtm pada  Desember 2022 di Kota Kediri, sebagai berikut: beras mengalami inflasi sebesar 0,109 persen; daging ayam ras inflasi sebesar 0,090 persen; telur ayam ras inflasi sebesar 0,088 persen; cabai rawit inflasi sebesar 0,072 persen; emas perhiasan inflasi sebesar 0,056 persen; minyak goreng inflasi sebesar 0,040 persen; terong inflasi sebesar 0,030 persen; pecel inflasi sebesar 0,022 persen; jagung manis inflasi sebesar 0,022 persen; serta tomat inflasi sebesar 0,022 persen.

Di samping sebagai pendorong inflasi, terdapat pula sejumlah komoditas utama penghambat inflasi. Dari data yang dirilis Jumat (13/1/2023), diketahui antara lain: tongkol diawetkan mengalami deflasi sebesar -0,028 persen; buah naga deflasi sebesar -0,025 persen; jeruk deflasi sebesar -0,023 persen; ayam hidup deflasi sebesar -0,010 persen ; apel deflasi sebesar -0,006 persen.

Berdasarkan data tersebut, Adenan mengemukakan beberapa hal yang patut diwaspadai pada Januari 2023 yakni terkait kenaikan harga BBM yang mengakibatkan persediaan barang dan penyesuaian harga pada komoditas pabrik mengalami kenaikan akibat penyesuaian biaya transportasi.

“Karena kemungkinan cuaca ekstrem terjadi hingga Januari 2023, salah satu dampak terkait oduksi pada kelompok makanan misalnya, beras ada kecenderungan naik karena pada Januari 2023 belum memasuki masa panen,” kata Adenan.

Maka dari itu ia turut memberi masukan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri agar rutin melakukan kunjungan ke pasar guna memantau harga komoditas terutama yang dikonsumsi masyarakat. “Selanjutnya kalau muncul gejolak perlu dilakukan koordinasi pihak terkait untuk melakukan operasi pasar,” tandasnya.

Di lain kesempatan, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemkot Kediri sependapat dengan Plh Kepala BPS Kota Kediri TPID Kota Kediri akan segera melakukan sidak pasar guna mengetahui penyebab kenaikan harga.

Di samping itu, juga akan menjalin koordinasi dengan TPID utamanya dengan BI guna membahas tren kenaikan komoditas untuk dirumuskan kebijakan antisipasi pada bulan berikutnya.

“Menurut data penyumbang inflasi lebih banyak dari bahan makanan, kita akan berkoordinasi dengan TPID karena komoditas yang naik ada di bawah kendali TPID meskipun tidak terlalu tinggi kenaikan harganya”, ujarnya.

Selain bahan makanan, lanjut Erwin, jelang perayaan Natal dan tahun baru ini emas juga cenderung mengalami kenaikan. Ia menilai hal tersebut merupakan fenomena yang wajar. “Kan akhir tahun masyarakat banyak yang mendapatkan tambahan penghasilan dan banyak yang berinvestasi ke emas, sehingga harga emas naik,” katanya.

Diharapkan Januari 2023 TPID Kota Kediri bekerja lebih optimal dalam mengendalikan inflasi. Terkait prakiraan cuaca yang dirilis BMKG seiring cuaca ekstrem mereda pada Januari 2023 akan dapat berdampak positif pada produksi bahan-bahan makanan serta akan mengembalikan tingkat pasokan dan distribusi komoditas-komoditas ke pasar.(*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.