20 April 2025

Get In Touch

Tegas! Maroko Larang Pelancong dari China Masuk Negaranya

Personel maskapai yang mengenakan pakaian pelindung memeriksa penumpang pada saat kedatangan di bandara internasional Xiamen di provinsi Fujian China pekan lalu saat infeksi Covid melonjak di seluruh negeri. (Guardian)
Personel maskapai yang mengenakan pakaian pelindung memeriksa penumpang pada saat kedatangan di bandara internasional Xiamen di provinsi Fujian China pekan lalu saat infeksi Covid melonjak di seluruh negeri. (Guardian)

RABAT (Lenteratoday)-Maroko mengambil keputusan tegas dengan melarang seluruh pelancong dari China masuk ke negaranya. Langkah ini terkait dengan merebaknya kasus COVID-19 di Negeri Tirai Bambu.

Aturan ini lebih 'ekstrem' sebab beberapa negara lain seperti Prancis, Inggris, hingga Spanyol hanya mewajibkan tes COVID-19 negatif bagi pelancong China untuk masuk ke negaranya.

Dikutip dari AFP, Kementerian Luar Negeri Maroko telah mengumumkan kebijakan ketat tersebut."Memutuskan untuk melarang akses ke wilayah Kerajaan Maroko untuk semua pelancong, apa pun kewarganegaraan mereka, yang berasal dari Republik Rakyat China," demikian keterangan tersebut, dikutip Minggu (1/1/2023).

Larangan tersebut akan mulai berlaku pada 3 Januari hingga pemberitahuan lebih lanjut.

"Untuk menghindari gelombang baru kontaminasi (corona) di Maroko dan semua konsekuensinya," lanjut Kemlu Maroko dalam keterangan tersebut.

Adapun pada bulan Desember lalu, China menyebut akan mengakhiri karantina wajib bagi orang-orang yang tiba di negara itu dan telah menghapus langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran virus.

Negara terpadat di dunia itu akan menurunkan tingkat penanganan COVID-19 mulai 8 Januari, memperlakukannya sebagai infeksi Kelas B daripada Kelas A yang lebih serius.

WHO Desak Xi Jinping Buka Data

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China membagikan data kasus Covid-19 sebenarnya. Ini terkait lonjakan kasus yang terjadi di sana agar negara lain bisa melakukan langkah-langkah terkait.

"WHO meminta kembali untuk berbagi data spesifik dan real-time pada situasi epidemiologis, termasuk data pengurutan genetik, data mengenai dampak penyakit termasuk rawat inap, penerimaan unit perawatan intensif (ICU) dan kematian," jelas WHO dalam keterangannya dikutip dari Al Jazeera.

"WHO menekankan pentingnya pemantauan dan publikasi daya tepat waktu untuk membantu China serta komunitas global merumuskan penilaian risiko yang akurat dan memberikan informasi tanggapan efektif".

Kasus Covid-19 di China kembali melonjak tajam. Sejumlah bukti menunjukkan sejumlah rumah sakit dan kamar mayat yang mulai kewalahan karena lonjakan tersebut. Namun banyak yang mempertanyakan laporan data dari China. Sebab data yang disajikan menunjukkan angka infeksi rendah dengan sedikit kematian.

Selain itu, WHO juga menegaskan soal pentingnya vaksin Covid-19. Vaksinasi, menurut lembaga itu, untuk melindungi diri kelompok rentan dari penyakit parah dan kematian.

"WHO menegaskan kembali pentingnya vaksinasi dan pemacu untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian bagi orang berisiko lebih tinggi," ucap WHO.(*)

Sumber: AFP,Al Jazeera/Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.